Kejati Jatim Usut Dugaan Korupsi Rp65 Miliar Dana Hibah Untuk 25 SMK Swasta

Editor: Redaksi author photo
Kejati Jatim Usut Dugaan Korupsi Rp65 Miliar Dana Hibah Untuk 25 SMK Swasta

KALBARNEWS.CO.ID (SURABAYA) - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur tengah menyelidiki dugaan korupsi dalam penyaluran dana hibah senilai Rp65 miliar untuk 25 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di wilayahnya. Dana hibah tersebut berasal dari anggaran tahun 2017 dan dialokasikan dalam dua paket, yakni Rp30,5 miliar untuk 12 SMK serta Rp33 miliar untuk 13 SMK lainnya.

 

Penyelidikan dilakukan setelah ditemukan indikasi bahwa pengadaan barang tidak sesuai dengan kebutuhan dan jurusan keahlian sekolah penerima. Beberapa SMK jurusan teknologi informasi, misalnya, justru menerima alat peraga otomotif, atau peralatan kesenian dengan nilai miliaran rupiah namun berkualitas rendah.

 

Hal tersebut disampaikan Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, Saiful Bahri Siregar pada hari Minggu (8/6/2025), seperti dikutip dari RMOL dan IDN Times.

 

"Ini jelas tidak relevan dan patut diduga ada penyimpangan dalam proses pengadaan," kata Saiful Bahri Siregar.

 

Hingga saat ini, sekitar 30 kepala sekolah telah dimintai keterangan sebagai saksi. Kejati juga terus mengumpulkan bukti tambahan untuk memperkuat konstruksi hukum dalam perkara ini.

 

Dugaan semakin kuat setelah diketahui bahwa dua perusahaan, PT DDR dan PT DSM, menjadi pemenang seluruh paket pengadaan, yang memicu kecurigaan adanya pengaturan tender atau praktik monopoli terselubung.

 

Pada Maret lalu, tim penyidik telah menggeledah kantor Dinas Pendidikan Jawa Timur serta kantor penyedia barang, dan mengamankan sejumlah dokumen penting sebagai barang bukti.

 

Kejati menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas siapapun yang terbukti menyalahgunakan dana negara, khususnya dalam sektor pendidikan.

 

"Kami tidak akan pandang bulu. Jika alat bukti cukup, penetapan tersangka akan segera dilakukan," tegas Saiful.

 

Dugaan korupsi ini menyita perhatian publik karena menyangkut masa depan pendidikan kejuruan di Jawa Timur. Alih-alih memperkuat keterampilan generasi muda, anggaran besar ini justru diduga dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi oknum tertentu. (tim liputan).

 

Editor : Heri

Share:
Komentar

Berita Terkini