KALBARNEWS.CO.ID (MELAWI) - Dalam upaya penguatan peran FKUB dalam merawat kerukunan di Kalimantan Barat, FKUB Kalbar menggelar kegiatan Eco-Theology untuk kerukunan di Desa Manggala kecamatan Pinoh Selatan Kab. Melawi pada hari Sabtu 21 Juni 2026. FKUB Kalbar selenggarakan Program Eco-Theology di Desa Manggala Melawi
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen FKUB dalam membantu tugas pemerintah daerah dalam menjaga kerukunan umat beragama di Kalimantan Barat, khusus dukungan Program pembinaan Kampung Moderasi dan Desa Sadar Kerukunan pada satu sisi, dan pengarus-utamaan salah satu program prioritas Kementerian Agama Eco-Theologybuntuk kerukunan di sisi lain.Karena itu program ini diberi judul Eco-Theology Alam Manggala untuk wujudkan Harmonisasi
Kegiatan ini diselenggarakan bersama FKUB Kab. Melawi, dengan menghadirkan peserta dari tokoh agama dan tokoh masyarakat dari Desa Manggala, Desa yang memperoleh predikat sebagai Desa Sadar Kerukunan dan Kampung Moderasi di Kab. Melawi pada tahun 2023.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam beberapa rangkaian, mulai dari sesi materi, yang kemudian dilanjutkan dengan boardgame moderasi dan harmoni, hingga penanaman pohon.
Dalam sambutan pembuka, ketua FKUB Kalbar Prof. Dr. Ibrahim, MA menegaskan bahwa program ini dilaksanakan setidaknya untuk tiga hal; Pertama, memperkuat kolaborasi menjaga dan merawat kerukunan melalui pembinaan di Desa Manggala, Desa Sadar Kerukunan dan Kampung Moderasi di Kab. Melawi, termasuk FKUB Kab. Melawi; kedua, program ini dilakukan untuk memperkuat pengarus-utamaan program Eco-Theology untuk kerukunan, dalam bentuk promosi akan kepedulian terhadap persoalan lingkungan hidup.
Ketiga, Program ini dimaksudkan untuk membangun literasi bersama betapa tanggung jawab menjaga lingkungan pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, tapi merupakan wujud dari keta'atan kita kepada agama dan perintah Tuhan untuk kita selalu menjaga dan merawat alam lingkungan tetap lestari.
Kegiatan ini diakhir dengan penanaman pohon di tiga rumah ibadah di Desa Manggala, yakni gereja Katholik, gereja Kristen dan Masjid.
Di akhir rangkaian penanaman pohon, Prof. Ibrahim berpesan kepada semua peserta untuk menjadikan program penanaman pohon ini sebagai simbol penanaman komitmen kecintaan kita kepada alam lingkungan, kecintaan kita kepada sesama umat manusia, dan kecintaan kita kepada Tuhan. (Tim Liputan).
Editor : Aan