Hidrat Gas Dapat Mempermudah Pembuangan Limbah Batubara
KALBARNEWS.CO.ID (RUSIA) - Para ilmuwan dari Universitas Politeknik Tomsk telah mengembangkan metode baru untuk pembuangan lumpur batu bara, yang terbentuk selama produksi bahan bakar padat.
Solusi ini mempertimbangkan penambahan gas hidrat ke bahan baku, yang meningkatkan karakteristik pembakaran limbah dan mengurangi emisi. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Fuel. Tanggal 28.02.2025
Pembakaran bubur batu bara rumit karena sifat fisiknya: bubur batu bara dicirikan oleh penundaan penyalaan yang lama, tingkat pembakaran yang rendah, dan tingkat emisi yang tinggi. Inilah sebabnya mengapa para ilmuwan mencari cara baru untuk membuang bahan baku.
Peneliti dari Universitas Politeknik Tomsk telah mengusulkan penggunaan metana hidrat, yang terurai menjadi uap air dan metana saat dipanaskan, membentuk campuran yang sangat mudah terbakar.
Untuk menguji metode ini, penulis mengembangkan unit boiler yang dilengkapi dengan perangkat nosel yang memasukkan bahan baku ke dalam ruang pembakaran, dan melakukan 50 percobaan menggunakannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gas hidrat ke batu bara menyebabkan suhu di ruang pembakaran naik hingga 300 derajat Celsius, sedangkan penambahan batu bara ke bubur batu bara menyebabkan peningkatan suhu hingga 200 derajat.
Pada saat yang sama, karena pelepasan uap air dari permukaan gas hidrat, pembakaran bahan bakar komposit menghasilkan volume emisi berbahaya yang lebih kecil, dengan emisi spesifik sulfur dioksida (SO2) turun hingga setengahnya, karbon monoksida (CO) hingga 28%, nitrogen oksida (NO) hingga 43%, dan karbon dioksida (CO2) hingga 21%.
“Teknologi untuk memperoleh bahan bakar komposit dari bubur batu bara dan gas hidrat yang telah kami kembangkan dapat digunakan di permukiman terpencil untuk keperluan pemanasan. Sebagai contoh, kami menghitung konsumsi bahan bakar yang diperlukan untuk memanaskan desa pondok menggunakan sistem kami dengan kapasitas boiler 1 MW. Konsumsi gas hidrat akan menjadi sekitar 18 m³/jam, dengan konsumsi bubur batu bara sekitar 84 m³/jam. Sebagai perbandingan, pemanasan dengan batu bara biasa akan membutuhkan 115 m³/jam batu bara,” kata profesor asosiasi Nikita Shlegel seperti dikutip oleh Universitas Politeknik Tomsk. (Tim Liputan)
Ediotr : Aan