![]() |
Ini Contoh Dokter Asing yang Bawa Manfaat untuk Masyarakat dan Dokter Indonesia |
KALBARNEWS.CO.ID
(SUMUT) - Tim medis berjumlah 22 orang dari Arab Saudi akan terus
membantu menyelamatkan nyawa masyarakat tidak mampu di Sumatera Utara. Mereka
juga akan memberikan ilmu dan keterampilan bedah jantung terbuka tingkat lanjut
kepada dokter-dokter Indonesia.
Hal itu sebagai bentuk
kerja sama sektor kesehatan antara Indonesia dan Arab Saudi. Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Adam Malik di Medan, Sumatera Utara, telah melakukan kerja sama
dengan King Salman (KS) Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi untuk
menyelenggarakan kegiatan sosial berupa operasi jantung gratis bagi pasien
tidak mampu.
Kegiatan sosial ini
terdiri dari tiga periode pelayanan. Periode pertama berlangsung dari awal Mei
hingga 27 Mei, yang menargetkan 10 pasien. Periode kedua berlangsung dari 2 hingga
9 Juni 2024. Periode ketiga berlangsung dari 25 hingga 1 Juli 2024. Periode
kedua dan ketiga menargetkan 15-20 pasien.
“Saya sangat bersyukur
dengan program ini. Saya dari kalangan tidak mampu. Terima kasih tak terhingga
untuk tim dokter dari Arab Saudi,” kata Marihot Sianturi, keluarga pasien Fitri
Sianturi (22), yang berasal Sidikalang, Kabupaten Dairi, yang berjarak sekitar
5 jam perjalanan darat dari Medan.
Menteri Kesehatan Budi
Gunadi Sadikin mengatakan, kehadiran tim dokter dari Arab Saudi tidak hanya
membantu menyelamatkan nyawa masyarakat Indonesia, tetapi juga memberikan
pelatihan kepada dokter-dokter muda yang menangani bedah jantung terbuka,
katerisasi, dan bedah jantung anak di RSUP Adam Malik.
“Ini contoh nyata
keberadaan dokter asing dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dokter-dokter spesialis bedah jantung kita terutama yang muda-muda karena
mereka juga turut terlibat dan melihat langsung tindakan yang dilakukan oleh
beberapa dokter bedah jantung terbaik di Arab Saudi,” kata Menkes.
“Keberadaan dokter
asing ini akan memacu peningkatan kualitas dan akan mempercepat alih ilmu
pengetahuan untuk para dokter muda Indonesia. Mereka akan berlatih dan bekerja
bersama dokter-dokter ternama dari mancanegara, mempelajari disiplin kerja mereka,
budaya kerja mereka, dan interaksi terhadap pasien.”
Menkes menambahkan
bahwa transfer pengetahuan dari tim dokter Arab Saudi meliputi tindakan operasi
AV Replace dan Bentall Procedure yang belum pernah dilakukan di Sumatera Utara.
Operasi tersebut merupakan dua jenis operasi jantung terbuka yang kompleks dan
digunakan untuk menangani berbagai kondisi katup jantung yang rusak.
Ketua Tim Pengampu
Layanan Kardiovaskular RSUP Adam Malik dr Faisal Habib SpJP(K) menjelaskan,
dokter spesialis bedah jantung atau spesialis jantung intervensi dari Arab
Saudi turut memberikan pengetahuan (transfer of knowledge) kepada para dokter
di Adam Malik untuk menangani kasus-kasus bedah jantung dan kateterisasi
tingkat lanjut (advance).
“Salah satu keahlian
mereka yang advance adalah bagaimana melakukan bedah jantung dengan tidak lagi
buka seluruh dada, tetapi hanya sebagian kecil bukaan. Inilah keahlian mereka
yang kita pelajari,” kata dr Faisal.
Tim medis dari Arab
Saudi terdiri dari 11 dokter dan 11 tim penunjang seperti perawat spesialis,
perfusionist, dan terapis pernafasan (respiratory therapist). Mereka berasal
dari King Faisal Cardiac Center (KFCC), King Abdul-Aziz Medical City (KAAMC),
dan King Abdullah International Medical Research Center (KAIMRC).
Program kerja sama
dengan mendatangkan tenaga medis asing ini merupakan bagian dari pilar kedua
Transformasi Sistem Kesehatan Rujukan, yakni seluruh rumah sakit pemerintah
pusat dan daerah diharapkan dapat melakukan bedah jantung terbuka dan bedah
jantung anak tanpa harus selalu dirujuk ke Jakarta.
Penyakit jantung
merupakan penyumbang kematian kedua terbesar, yaitu 250.000 orang per tahun dan
6.000 anak per tahun di Indonesia.
Menkes Budi mengatakan,
perspektif terhadap keberadaan dokter asing harus dipahami untuk menyelamatkan
nyawa manusia, serta mempercepat peningkatan kemampuan dan kualitas
dokter-dokter muda Indonesia dalam menekan angka kematian.
Menkes Budi menekankan
keberadaan dokter asing jangan dijadikan provokasi yang memicu kekhawatiran
tenaga medis bahwa pendapatan mereka akan turun atau peluang kerja mereka akan
hilang, saat Indonesia justru kekurangan banyak dokter spesialis.
“Mari kita kurangi
banyak bicara yang negatif dan kita tambah banyak bekerja yang positif, demi
kesehatan masyarakat Indonesia,” tutup Menkes. (Sumber : Humas Kemenkes RI).
Editor : Heri