Shanghai Electric Kembangkan Teknologi PLTB Melalui Metode Estimasi Tingkat Kekasaran Bilah PLTB
KALBARNEWS.CO.ID (ROSKILDE) --
Sebagai momen penting dalam perkembangan industri pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB), Shanghai Electric Wind Power Group, anak usaha Shanghai Electric
(SEHK:2727, SSE:601727), perusahaan yang bergerak di segmen peralatan energi
bersih, baru saja memperingati hari jadi European Innovation Center
("Fasilitas") kelima di Rosklide, Denmark. (27 Maret 2024).
Di ajang "5th International Symposium on Leading Edge
Erosion of Wind Turbine Blades" yang digelar Technical University of
Denmark baru -baru ini, Koji Fukami, Senior Blade Design Expert,
mempresentasikan risetnya berjudul "Engineering Estimation of Severe
Leading Edge Roughness Effect". Riset ini, berkolaborasi dengan European
Innovation Center, memperkenalkan pendekatan baru untuk memperkirakan dampak
dari tingkat kekasaran (roughness) sisi samping bilah turbin PLTB di
wilayah dengan tingkat curah hujan tinggi, baik di lokasi lepas pantai dan
daratan.
"Kita harus memfasilitasi kalangan akademisi dan industri
PLTB guna mencari metode yang lebih praktis, hemat waktu, dan hemat biaya dalam
mengevaluasi dan mengoptimalkan desain bilah PLTB di tengah medan yang
berat," jelas Koji Fukami.
Bilah turbin PLTB berperan besar dalam efektivitas PLTB
menghasilkan listrik, sedangkan integritasnya berpengaruh langsung terhadap
produktivitas sistem. Erosi, khususnya dari tenaga angin, merupakan isu yang
kerap dihadapi. Bahkan, pelaku industri menilai erosi akibat hujan sebagai
penyebab utama di balik kerusakan sisi samping bilah PLTB.
Bilah PLTB berkapasitas megawatt beroperasi dengan kecepatan maksimum di atas 90m/s. Akibatnya, curah hujan yang menghantam bilah PLTB memiliki efek seperti peluru yang memiliki daya rusak tinggi. Dampak yang repetitif ini menyebabkan keusangan, terutama setelah zat pelapis terkupas setelah terus terkena hujan. Sementara, daya lateral yang bersifat merusak akhirnya mengupas lapisan pelindung sehingga menghancurkan seluruh struktur pelindung pada sisi samping bilah PLTB.
Ketika mendesain bilah dan airfoil PLTB yang
akan digunakan, pengaruh kondisi alam yang berat harus dipertimbangkan untuk
menghasilkan kinerja terbaik. Pendekatan baru ini memfasilitasi simulasi akurat
untuk desain bilah PLTB dengan proses komputasi yang lebih sedikit. Hasilnya,
fase desain menjadi lebih cepat, hemat biaya, dan fungsional. Metode pembuatan
model yang canggih ini berperan penting dalam menghasilkan bilah turbin PLTB
yang tangguh dan reliabel, terutama di tengah tantangan iklim yang semakin
ekstrem.
Metode tersebut menggunakan konsep dari unsteady
aerodynamics untuk mengoptimalkan desain airfoil, serta
memanfaatkan hasil simulasi yang mencerminkan kondisi riil di lapangan.
Penyelarasan antara data simulasi dari metode ini dan data eksperimen yang
diterbitkan University of Illinois mengindikasikan keterkaitan antara
kedua rangkaian temuan tersebut.
Pada November mendatang, European Innovation Center akan
kembali berkolaborasi dengan Technical University of Denmark dalam
eksperimen wind tunnel untuk menguji kinerja desain airfoil yang
baru, serta mengevaluasi metode simulasi yang baru.
European Innovation Center, berdiri pada Maret 2019,
mengandalkan keunggulan strategi Denmark di sektor PLTB, mulai dari
teknologi turbin PLTB, pertumbuhan sektor, keahlian aplikasi, serta standar
lingkungan yang diperlukan untuk instalasi PLTB. Pendekatan ini menarik minat
tim insinyur terkemuka untuk mengunjungi European Innovation Center.
Dengan cepat beralih dari usaha rintisan yang hanya memiliki
satu kantor, dan menjadi pusat inovasi yang didukung banyak karyawan, European
Innovation Center telah mencapai kesuksesan dalam berbagai proyek inovasi
teknologi, serta memiliki berbagai hak paten. Perkembangan ini terus diterapkan
untuk mempercepat kemajuan dari sisi algoritma sistem kendali, analisis beban,
desain bilah PLTB, serta optimalisasi PLTB. (Tim
Liputan)
Editor : Aan