Jembatan Surya Sepanjang 4.300 Km: Proyek Transmisi Listrik Antarbenua

Editor: Redaksi author photo

 Jembatan Surya Sepanjang 4.300 Km: Proyek Transmisi Listrik Antarbenua

KALBARNEWS.CO.ID (AUSTRALIA)
- SunCable Australia telah menyajikan rencana terkini untuk implementasi proyek Asia Power Link (AAPowerLink), yang membayangkan pembangunan taman tenaga surya yang besar untuk selanjutnya menyalurkan listrik ke Singapura melalui wilayah perairan Indonesia.


Pada tahap pertama proyek, perusahaan bermaksud untuk mengoperasikan pembangkit listrik Powell Creek berkapasitas 2,65 gigawatt (GW) di Barkly Tableland, sebuah wilayah di Northern Territory (salah satu divisi federal Australia). 



Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut akan disalurkan melalui saluran listrik sepanjang 800 kilometer ke pemukiman Murrumujuk, yang terletak di dekat kota Darwin di tepi Samudera Hindia. 




Sepertiga dari kapasitas pembangkit tersebut (0,9 GW) akan digunakan untuk memasok listrik ke konsumen Australia, dan dua pertiga lainnya (1,75 GW) akan menghasilkan listrik yang akan disuplai ke Singapura melalui kabel bawah laut sepanjang 4.300 km. 



Baik saluran udara maupun saluran bawah laut akan menyalurkan listrik arus searah, yang akan diubah menjadi listrik arus bolak-balik ketika disalurkan ke konsumen Australia dan Singapura.



Setelah tahap pertama selesai, SunCable berencana meningkatkan kapasitas taman tenaga surya Powell Creek sebesar 3 GW. Tambahan listrik tersebut akan ditujukan khusus untuk pasar dalam negeri. 



Pada tahap terakhir proyek, perusahaan akan memperluas kemampuannya untuk meningkatkan ekspornya ke Singapura, yang berencana mengimpor listrik ramah lingkungan sebesar 4 GW pada tahun 2035. Angka ini setara dengan 7% dari kapasitas pembangkit listrik saat ini. beroperasi di Singapura.



Berkat proyek ini, Singapura akan mampu meningkatkan konsumsi energi ramah lingkungannya. Menurut pusat penelitian Ember, pangsa sumber energi terbarukan (RES) dalam bauran energi Singapura berjumlah 2,4% pada akhir tahun 2022, sementara pangsa pembangkit listrik berbahan bakar gas mencapai 93,8% dan unit pembangkit listrik berbasis bahan bakar bahan bakar minyak dan solar sebesar 3,8%. 



Sedangkan bagi Australia, proyek ini akan membantu negara tersebut mengurangi konsumsi batu bara, yang masih menjadi sumber listrik utama mereka: TPP berbahan bakar batu bara menyumbang 47,9% dari pembangkit listrik negara tersebut pada tahun 2022, sementara panel surya menyumbang 14,2% ( dengan semua sumber lain mencapai 37,9%).(Tim Liputan)

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini