Turbin Gas Generasi Baru Meningkatkan Efisiensi Pembangkit Listrik Di CHPP – Penelitian
KALBARNEWS.CO.ID (AS) - Tingkat pemanfaatan rata-rata unit turbin gas siklus
gabungan di AS tumbuh dari 40% pada tahun 2008 hingga 57% pada tahun 2022,
menurut Badan Informasi Energi (EIA). Selain meningkatkan ketersediaan bahan
baku akibat revolusi serpih, faktor penting lainnya adalah diperkenalkannya
turbin gas generasi baru yang meningkatkan efisiensi pemanfaatan gas alam untuk
pembangkit listrik.
Secara keseluruhan, ada empat
jenis fasilitas pembangkit listrik yang beroperasi di AS: unit turbin gas
siklus gabungan yang disebutkan di atas termasuk dalam tipe pertama yang
menggunakan mesin gas uap dan mesin turbin gas; tipe kedua meliputi unit turbin
gas, dimana turbin diputar oleh gas hasil pembakaran bahan bakar; jenis ketiga
meliputi turbin uap, dimana uap yang dihasilkan selama pemanasan air dengan
pembakaran gas digunakan sebagai fluida kerja (istilah dari termodinamika);
terakhir, mesin pembakaran dalam yang digunakan terutama untuk keperluan
industri termasuk dalam tipe keempat.
Unit uap-gas adalah yang paling umum dari keempat jenis tersebut, dan salah satu kriteria efisiensinya adalah volume energi kalor yang diperlukan untuk menghasilkan 1 KW-h listrik. Unit kelas B, D dan E yang diperkenalkan di AS pada tahun 1990an membutuhkan rata-rata 8.000 BTE energi kalori untuk menghasilkan 1 KW-h listrik.
Kemudian
muncullah unit kelas F generasi pertama (2000an) yang menggunakan energi kalori
rata-rata 7.300 BTE untuk menghasilkan 1 KW-h listrik, dan unit kelas F
generasi kedua (2010an) menggunakan 7.000 BTE per 1 KW-jam. Terakhir, metrik
yang sama untuk unit uap-gas kelas H dan J (diperkenalkan mulai tahun 2010an),
menghasilkan 6.700 BTE per 1 KW-h.
Unit uap-gas dari kelas ini
berbeda dalam hal kapasitas listrik rata-rata. Dengan demikian, unit kelas B, D
dan E memiliki kapasitas 80 MW hingga 110 MW, sedangkan untuk unit kelas F
generasi pertama metriknya bervariasi dari 160 MW hingga 190 MW, dan untuk unit
generasi kedua – dari 200 MW menjadi 225 MW. Terakhir, kapasitas unit kelas H
dan J berada pada kisaran 265 MW – 340 MW.
Berdasarkan EIA, pada tahun 2022, tingkat pemanfaatan rata-rata unit uap-gas yang ditugaskan pada periode 2010 hingga 2022 adalah sebesar 64%, sedangkan untuk unit yang ditugaskan pada tahun 2000-2009 dan 1990-1999 adalah sebesar 55% dan 35%. masing-masing.
Unit-unit yang mencakup lebih dari setengah gabungan kapasitas unit uap-gas ini
dioperasikan selama periode 2000 hingga 2006, sebagai respons terhadap
seringnya pemadaman listrik pada akhir tahun 1990-an. Hal ini menjelaskan
mengapa tingkat pemanfaatan rata-rata unit uap-gas pada tahun 2022 mendekati
kemampuan teknis unit F generasi pertama yang ditugaskan tepat pada tahun
2000an.
Selain itu, ketersediaan
bahan baku yang disebutkan di atas juga secara signifikan mempengaruhi tingkat
pemanfaatan unit uap-gas. Misalnya, harga rata-rata gas di Henry Hub – pusat
gas utama di Amerika Serikat turun dari USD 228 per kcm pada tahun 2022 menjadi
USD 89 per kcm pada akhir 9 bulan tahun 2023, sedangkan tingkat pemanfaatan
rata-rata gas unit uap-gas pada periode yang sama tumbuh dari 57% menjadi 60%.
(Tim Liputan)
Editor : Aan