KALBARNEWS.CO.ID (BANGKOK) -- "Saya memiliki impian bahwa
setiap orang harus mampu mengakses layanan medis yang setara," ujar
Oraphan Wanacharoen (Ice), Field Application Scientist, BGI
Genomics. "Hal ini memiliki tantangan besar di Thailand. Dengan
teknologi mutakhir dan pembangunan berkesinambungan BGI Genomics, saya optimis
mampu mencapai impian tersebut." (1 November 2023)Persempit Kesenjangan Layanan Kesehatan di Thailand dan Wilayah Lain lewat "Belt and Road Initiative
Dikenal sebagai Ice di kalangan teman
dan keluarganya, dia selalu bersemangat mengejar impian tersebut sejak
berkuliah di Chulalongkorn University dan Chulabhorn Graduate
Institute. Di kedua universitas ini, Ice masing-masing memperoleh gelar BSc
dalam Ilmu Genetika dan MSc dalam Karsinogenesis dan Toksikologi
Lingkungan Hidup.
Ice terus berupaya mencapai impiannya
dengan bekerja sebagai Field Application Scientist yang
melibatkan transfer teknologi untuk produk BGI Genomics. Transfer teknologi ini
juga meliputi aplikasi teknologi genetika seperti non-invasive prenatal
testing (NIPT). Dia pun merasa gembira menceritakan rencana
kunjungannya ke Hanoi, Vietnam, satu hari setelah wawancara ini.
Jadwal dinas yang sibuk mencerminkan
kiprah Ice mengawinkan sains dan kolaborasi internasional guna mewujudkan hasil
layanan kesehatan yang lebih baik di Thailand dan ASEAN. Hal tersebut
sejalan dengan prinsip Belt and Road Initiative (BRI).
Pada Juli 2023, BGI Genomics dan mitra-mitra terkemuka, seperti pusat layanan medis tingkat ketiga dan keempat yang terbesar di Thailand, Rumah Sakit Siriraj, menandatangani MOU untuk meningkatkan program pencegahan dan pengobatan Thalassemia, serta kerja sama pengembangan kolaborasi terapi sel dan gen.
Thalassemia adalah
kelainan darah bawaan yang disebabkan pembentukan hemoglobin yang tidak memadai
atau nonfungsional. Lebih dari 345 juta jiwa mengidap Thalassemia di
seluruh dunia.
Menurut Kementerian Kesehatan Publik, 30-40% atau sekitar 18-24 juta jiwa di Thailand memiliki gen thalassemia, dan 600.000 warga Thailand menderita thalassemia yang agak parah sehingga membutuhkan pengobatan rutin, termasuk transfusi darah dan terapi chelation untuk membuang zat besi berlebih dari darah.
Metode pengobatan ini membebani kondisi keuangan keluarga pasien dan
masyarakat. Maka, Kementerian Kesehatan Publik Thailand menganjurkan pasangan
memeriksakan kesehatan sebelum menikah atau memiliki anak untuk mengetahui
status mereka sebagai pembawa gen thalassemia.
Untuk itu, solusi high-throughput sequencing membantu pemahaman pasien atas genotipe dan risiko penyakit sehingga panduan yang lebih akurat tentang pencegahan, pemeriksaan, dan pengobatan thalassemia pun tersedia.
Ice berkata: "Setelah memiliki gelar dalam ilmu genetika, saya
sangat menganjurkan pemeriksaan kesehatan sebagai sarana preventif,
sebab Thailand memiliki kasus thalassemia, anemia sel
sabit (sickle-cell anemia), serta hemoglobinopati terkait. Hampir setiap
orang di Thailand mengetahui thalassemia."
Lewat kiprahnya, Ice menjadi sosok
yang menjadi sumber pengetahuan, menjalankan pelatihan, dan menjawab pertanyaan
dari mitra. Dia juga memiliki pesan yang sama bagi mitra-mitra ini: "Hasil
pemeriksaan kesehatan yang akurat berdampak pada rencana pengobatan pasien.
Dan, pasien selalu menjadi prioritas saya."
Sejak bergabung dengan BGI
Genomics pada 2022, Ice semakin ahli mengaplikasikan real-time
Polymerase Chain Reaction (PCR), fluorescence in situ
hybridization, dan platform analisis data klinis berdasarkan Next-Generation
Sequencing (NGS).
Selain pelatihan kerja, Ice baru-baru
ini mengikuti pelatihan selama dua minggu di kantor pusat BGI
Genomics pada Juli lalu. Pelatihan yang bersifat umum dan spesifik pada
karier ini menyediakan kesempatan mempelajari strategi terbaru BGI Genomics
untuk mewujudkan visi "Omics for All". Ice berkata: "Saya
belajar dari kolega di seluruh dunia tentang berbagai rute untuk menyediakan akses
layanan kesehatan yang setara. Maka, saya ingin bekerja sama dengan mereka pada
masa mendatang."
Ketika ditanyai tentang hubungan
Thailand-Tiongkok, Ice mencatat, Thailand aktif berpartisipasi dalam
Belt and Road Initiative (BRI) serta Regional Comprehensive Economic
Partnership (RCEP) sebagai anggota ASEAN. Kedua inisiatif ini menghadirkan
banyak peluang bisnis, pekerjaan, serta berbagi wawasan, khususnya di bidang
layanan kesehatan, demi mewujudkan hasil layanan kesehatan yang lebih baik bagi
semua orang.
Kesetaraan dan eksplorasi merupakan dua
hal yang sangat relevan dengan Ice; dia pun menyelaraskan studi dan kariernya
berdasarkan kedua hal tersebut. Kesetaraan dalam layanan kesehatan dapat
terwujud melalui BRI, sebab berbagai negara dan individu memiliki sarana baru
untuk merealisasikan potensi dan impiannya. (Tim liputan)
Editor : Aan