![]() |
Alfian Yunantoro |
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Derap langkah pemain Kuda Lumping menggetarkan kawasan Jalan Wonodadi di tapak sanggar yang dikenal sebagai sanggar Hamiluhung, menjelang tengah malam. Puluhan pemuda mengasah bakat mereka untuk berlatih kesenian Kuda Lumping.
Tak
sebatas Kuda Lumping, di hari lain, iringan Gamelan hingga gelaran Wayang Kulit
pun kerap digelar di padepokan ini. Hamiluhung lebih populer sebagai sanggar
yang identik dengan pagelaran wayang kulit di Kalimantan Barat.
Sanggar
budaya Jawa asuhan mendiang Ki Agus Krisbiantoro ini, sudah berjalan hampir
tiga tahun. Puluhan hingga ratusan pemuda keturunan Jawa kelahiran Kalimantan
Barat telah dilatih di sanggar ini. Mereka yang datang tak hanya dari Jalan
Wonodadi, tapi juga kawasan lain.
Sanggar
yang diinisiasi oleh Singgih Yunantoro dan putra tunggalnya Alfian Yunantoro
ini, awalnya bertujuan untuk melatih para pemuda Kubu Raya agar mendapat
keterampilan dalam seni bermain wayang. Kedepannya, mereka dapat berkontribusi
dalam melestarikan seni wayang di Kalimantan Barat.
Seiring
perkembangan di tahun ketiga, peran Alfian Yunantoro semakin dominan. Alfian
yang baru saja menyelesaikan program sarjananya di Universitas Atma Jaya
Jogjakarta ini, kembali aktif di Hamiluhung.
Pemuda
22 tahun ini mempunyai misi yang lebih besar dari sang ayah. Meski terbilang
masih muda, Alfian bercita-cita ingin mengenalkan, melestarikan dan
mengembangkan seni budaya Jawa kepada para pemuda dan masyarakat keturunan Jawa
yang lahir di Kalimantan Barat.
Aksi
yang telah dilakukannya pun tak sekedar berandai-andai. Bersama Ki Agus dan
sang ayah, Alfian kerap berpartisipasi dalam pagelaran wayang di Kalbar selama
dua tahun terakhir.
Sepanjang
Agustus hingga Desember 2023, Alfian akan menggelar roadshow kesenian Kuda
Lumping di berbagai tempat di Kalbar.
"Tiga
tahun ini peran penting telah dijalani oleh Ki Agus Krisbiantoro bersama ayah
saya Singgih Yunantoro. Kini, saya dan anak mendiang Ki Agus yang akan melanjutkan
mimpi dan cita-cita orang tua kami," ujar Alfian.
"Ada
puluhan ribu keturunan Jawa yang tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di
Kalimantan Barat yang mungkin belum pernah melihat langsung kesenian seperti
Kuda Lumping atau Wayang Kulit. Saya bersama Hamiluhung akan membawa kesenian
ini langsung ke tempat mereka," tambah pemuda tambun bernama lengkap
Alfian Bayu P Yunantoro ini.
"Mungkin
yang awalnya melihat, kemudian ingin ikut bermain, dan nantinya menjadi seniman
itu sendiri. Ini bagian dari misi saya dan Hamiluhung untuk melestarikan seni
budaya Jawa di Kalimantan Barat, semoga Allah mendukung niat kami," tutup
Alfian.** (tim liputan).
Editor :
Heri