PCNU Kabupaten Sambas Gelar Konferensi Cabang Ke-V, H Mujahidin Sampaikan Hal Ini

Editor: Redaksi author photo
PCNU Kabupaten Sambas Gelar Konferensi Cabang Ke-V
KALBARNEWS.CO.ID (SAMBAS) - Konferensi Cabang (Konfercab) ke-V Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sambas dihadiri ratusan orang peserta, Konfercab kali ini bertemakan "Meneguhkan Ideologi,  Menguatkan Tradisi dan Kemandirian NU Kabupaten Sambas", dilaksanakan di Hotel Pantura Kabupaten Sambas pada hari Sabtu (24 Juni 2023).

 

Tampak hadir Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat DR. H. Syarif, S.Ag. M.Ag., Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sambas, Drs. H. Mujahidin, M.Si., Bupati Sambas, H. Satono. S.Sos., Ketua DPRD Sambas dan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat.

 

Saat diwawancarai awak media, Tokoh kenamaan NU Kabupaten Sambas, Drs. H. Mujahidin, M.Si., terkait pandangan sebagian masyarakat terhadap Nahdlatul Ulama, terutama pasca konflik 1998-2000-an, menganggap bahwa organisasi keagamaan tersebut identik dengan Suku-suku tertentu, seperti Jawa dan Madura.

 

Pernyataan itu ditampik oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Sambas. Disebutkan NU tidak memandang suku apapun itu, semuanya sama, tinggal bagaimana cara menghilangkan keraguan masyarakat. Lebih lagi, secara kultural masyarakat Sambas sudah sangat kental dengan tradisi maupun amaliyah keagamaan yang notabene tidak memiliki perbedaan dengan NU.

 

"Sebenarnye pola pikir iye yang harus diubah. Kite tahu secare kultural NU ye sangat kantal di masyarakat. Dari sisi amaliyahnye pun same juak. Tetapi, hanye saje dibidang struktural ye sangat minim untuk diakui masyarakat," ungkap Mujahidin.

 

Artinya, terdapat pemahaman yang mesti diubah mengenai dikotomisasi kesukuan itu tidaklah benar adanya, padahal titik kesamaannya sangat banyak. Namun memang dalam konteks struktur organisasi, NU belum terlalu dikenal kepemilikannya untuk seluruh suku bangsa di NKRI bahkan dunia.

 

Jika membuka data, Sambas dapat dikatakan sebagai kabupaten terbesar di wilayah Provinsi Kalimantan Barat sebab memilik 19 Kecamatan, dan sekitar 80 persen populasi penduduk beragama Islam. Tercatat pada tahun 2021, warga muslim se-kabupaten Sambas mencapai 563.778 jiwa.

 

"Masyarakat Sambas mayoritas beragama Islam dan secara pribadi memang sudah masuk kedalam NU. Hanya saja secara struktur masih belum banyak yang bergabung dalam NU, tentunya tidak terlepas bicara soal Jam'iyah (organisasi), Pemikiran dan Amaliyah (tradisi). Nah, dalam hal ini yang harus disosialisasikan kepada masyarakat kita," ujar Mujahidin.

 

"Harus diterangkan kepada masyarakat setempat sehingga lebih mudah diajak dan tentunya menjadi satu komando," lanjutnya.

 

Tak dimungkiri, fenomena pemisahan kelompok menjadi salahsatu faktor penghambat suatu daerah untuk maju dan berkembang. PR-nya kedepan tak lain ialah membangun narasi baru yang mampu merangkul setiap elemen masyarakat.


"Mindset yang ditanamankan sejak kecil hingga terbentuklah opini publik bahwa NU hanya berlaku bagi Suku Jawa dan Madura, namun realita sesungguhnya jauh sekali. Dalam NU siapapun boleh berkontribusi, tak terkecuali Suku Melayu Sambas", tutup Tokoh yang juga kerap menjadi Imam di Masjid Babul Jannah.

 

Secara terpisah, Kasat Korcab Banser Kabupaten Sambas, Muhajir menitipkan harapan kedepan untuk segenap Pengurus PCNU di Bumi Serambi Makkah yang baru nantinya bisa meningkatkan performa badan otonom NU, seperti GP Ansor-Banser, Fatayat, IPNU, IPPNU, PMII dan lain-lain, melalui berbagai giat perkaderan, sehingga akan semakin banyak Pejuang-pejuang Aswaja dan NKRI di daerah kelahiran kita ini”. (Amelina).

 

Editor: Heri

Share:
Komentar

Berita Terkini