Masyarakat Lintas Etnis Turut Hadiri Perayaan HUT Tua Pek Kong Kong Wajok Hilir

Editor: Redaksi author photo

Masyarakat Lintas Etnis Turut Hadiri Perayaan  HUT Tua Pek Kong Kong Wajok Hilir
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Tua Pek Kong Kong atau Pekong Wajok di Kelenteng Tua Pek Kong Kong , Wajok Hilir pada Minggu (14 Mei 2023) terasa sangat istimewa dan kuat toleransinya.

Bagaimana tidak, kelenteng yang terletak di seberang jalan masjid tidak hanya dihadiri umat Tridharma dan warga Tionghoa, melainkan warga sekitar khususnya etnis Bugis dan Melayu yang notabene beragama Islam juga turut hadir bersilatuhami dan mengucapkan selamat ulang tahun Pekong Wajok.

Ketua Umum DPP Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT), Paulus Andy Mursalin yang turut hadir di acara HUT Pekong Wajok mengucapkan selamat dan berharap Pekong Wajok semakin jaya dan semakin dikenal masyarakat luas.

“Saya sebagai Ketum MABT sangat mendukung, karena tanpa adanya perayaan ulang tahun secara meriah ini, orang tidak akan tahu. Pekkong ini merupakan wujud kepedulian Tionghoa dan wujud kita mengabdi kepada Tuhan, serta di sinilah kita memberi pelayanan kepada masyarakat,” ujarnnya.

Paulus juga mengapresiasi warga sekitar di luar Tionghoa yang turut hadir di acara HUT Kelenteng Tua Pek Kong Kong, Wajok Hilir. Ia mengajak semua yang  hadir mengisi pembangunan dengan cara saling bersilaturahmi dan meningkatkan kerukunan.

“Tanpa acara ini, kita tak bisa saling komunikasi dan silaturahmi antar etnis yang ada di sini. Negara yang maju adalah negara yang mengerti akan budayanya dan selalu menjunjung tinggi budaya, karena budaya tak bisa dipisahkan dengan etnis masing-masing. Agama dan etnis apapun adalah bangsa Indonesia. Kita jaga kekompakan, kita akan jadi lebih besar dan lebih kuat,” tuturnya.

Ketua Umum Kelenteng Tua Pek Kong Kong, He Sok Thong mengungkapkan, bahwa Pekong Wajok sudah ada sejak tahun 1937 yang letaknya di pinggir sungai, bangunan terbuat dari papan dan beratapkan sirap kayu. Sementara akses masuk berupa jalan setapak tanah lumpur.

“Dulu, sudah lama sekali Pekkong sering menampakan diri, mereka naik sampan bawa kobra sering lihat. Pernah sekali kita datang sembahyang tiba-tiba hujan dan angin kencang lalu ada seng jatuh ke dagu tapi anehnya tidak terluka. Sejak kejadian itu, kita bangun ulang kelenteng ini,” kenang Sok Thong.

Akhirnya kelenteng ditata menjadi bagus dan lebih nyaman untuk warga beribadah pada tahun 2015. Pembangunan dilakukan secara gotong royong oleh warga Wajok, Sungai Nipah, Jungkat, maupun warga dari luar Kabupaten Mempawah.

“Karena itu, Kelenteng Wajok ini terbuka untuk umum, siapa saja boleh sembahyang di sini. Di ulang tahun ini juga kita berharap masyarakat bisa sembahyang sini dengan tenang, selamat dan diberkahi serta apa yang didoakan dikabulkan Pekkong,”ujarnya.

Ketua Kelenteng, The Ce Khim bersyukur bisa merayakan kembali ulang tahun Pekong Wajok karena sempat tidak ada perayaan yang disebabkan pandemi Covid-19.

“Dulu jarang ada perayaan, sejak 2015 -2023 selama 8 tahun baru ada 4 kali perayaan, sisanya karena adanya pandemi Covid,” pungkasnya. (sgt)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini