KALBARNEWS.CO.ID (LONDON) -- Lebih dari 100
pemodal ventura (VC) telah menginvestasikan $6 miliar lebih sejak
tahun 2018 ke dalam 25 perusahaan rintisan teratas cip kecerdasan buatan,
menurut Top IA Hardware Startups Market Radar Omdia yang baru. Senin (21 Februari 2023).Omdia: Perusahaan Rintisan Cip AI Yang Mendapat Pendanaan Terbaik Akan Menghadapi Uji Tekanan
Namun,
meski tahun 2021 akan dikenang sebagai tahun yang luar biasa, tampak jelas
bahwa lingkungan pendanaan telah berubah. Transisi dari kurangnya cip global
menjadi krisis persediaan, titik balik dalam kebijakan moneter, dan penurunan
ekonomi pada tahun 2022 berarti penggalangan pendanaan kini lebih menantang.
"Perusahaan
rintisan terbaik cip AI yang mendapat pendanaan berada di bawah tekanan untuk
memberikan jenis pengembang dukungan perangkat lunak yang digunakan oleh
pemimpin pasar, NVIDIA", Ungkap Analis Utama Omdia untuk Komputasi
Lanjutan, Alexander Harrowell. "Ini merupakan hambatan utama untuk
mendapatkan teknologi cip AI yang baru ke pasar."
Omdia
memperkirakan bahwa kemungkinan lebih dari satu perusahaan rintisan besar akan
tersingkir tahun ini, boleh jadi melalui "trade sale" ke penyedia
cloud hyperscale atau produsen cip utama. "Jalan keluar yang paling
memungkinkan barangkali adalah melalui "trade sale" ke vendor besar,"
ujar Harrowell. "Apple memiliki $23 miliar kas pada neracanya
dan Amazon $35 miliar, sementara Intel, NVIDIA, dan AMD memiliki
sejumlah $10 miliar di antara mereka. Para hyperscaler sangat
tertarik untuk mengadopsi silikon AI kustom, dan mereka mampu mempertahankan
keterampilan yang terlibat."
Omdia
juga menemukan bahwa setengah dari pendanaan VC sebesar $6 miliar
selama periode waktu ini telah diarahkan ke satu teknologi saja –
akselerator CGRA cetakan besar, yang sering kali dirancang dengan tujuan
memuat seluruh model AI pada cip. Namun, ada sejumlah pertanyaan tentang
pendekatan ini, mengingat pertumbuhan model AI yang berkesinambungan.
"Pada
tahun 2018 dan 2019, ide tersebut menjadikan seluruh model memori pada cip
masuk akal, karena pendekatan ini menawarkan latensi yang sangat rendah dan
menjawab masalah input/output dari model AI besar. Namun, model tersebut terus
berkembang dengan pesat sejak saat itu, membuat skalabilitas menjadi masalah
yang sangat penting. Model yang lebih terstruktur dan kompleks secara internal berarti
prosesor AI harus menawarkan programabilitas untuk tujuan umum. Dengan
demikian, masa depan prosesor AI dapat berada pada arah yang berbeda,"
pungkas Harrowell.
Omdia,
bagian dari Informa Tech, merupakan grup riset dan konsultasi teknologi.
Pengetahuan mendalam kami tentang pasar teknologi ditambah dengan wawasan yang
dapat ditindaklanjuti memberdayakan banyak organisasi membuat keputusan untuk
bertumbuh secara cerdas. (Tim Liputan)
Editor : Aan