Data SSGI 2022, Stunting Kalbar Turun Dua Persen

Editor: Redaksi author photo

Data SSGI 2022, Stunting Kalbar Turun Dua Persen
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Peringatan Hari Gizi Nasional menjadi momentum dalam upaya penurunan stunting. Apalagi hasil survei SSGI 2022, stunting Kalbar sudah turun dua persen. Upaya mengejar target 17 persen angka stunting di Kalbar pada 2024 mendatang pun ditatap optimis oleh semua pihak. Rabu (25 Januari 2023).

Ruang Pendopo Wali Kota Pontianak, Rabu pagi diisi ramai masyarakat. Mereka terdiri dari para calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang sudah memiliki anak balita. Kedatangan mereka ke sana untuk menghadiri kegiatan Hari Gizi Nasional, sekaligus talkshow kesehatan cegah stunting dengan gaung "Isi piringku ini kaya protein hewani".

Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kalimantan Barat Didik Haryadi menuturkan, peringatan hari gizi nasional menjadi momentum dalam rangka penurunan stunting di Kalbar.

Dari informasi yang ia dapat. Bahwa, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 sudah dikeluarkan Kementerian Kesehatan. Hasilnya Kalbar turun dua persen. Dari yang semula 29,8 persen kini menjadi 27,8 persen.

Apa yang diraih ini merupakan kerja keras dari semua pihak dan dipandangnya sudah maksimal. Sebab dari data yang ia lihat dalam penanganan stunting dibeberapa negara, kurun waktu setahun paling mampu menurunkan stunting dua sampai tiga persen. 

"Dalam penurunan stunting, menurut saya Kalbar sudah melakukan hal yang luar biasa," ujarnya.

Mudah-mudahan target 17 persen angka stunting yang ditargetkan Provinsi Kalbar bisa tercapai di 2024 mendatang. Ia melanjutkan DPD Persagi Kalbar sudah menyampaikan langkah dan cara buat menurunkan stunting. Kata dia ada dua sasaran fokusnya. Yaitu ibu hamil, catin dan anak jangan sampai lahir di bawah 2,5 kilogram. Kemudian temuan stunting meningkat ketika anak memasuki umur satu tahun ke atas. 

"Makanya kita harus fokus disini," ujarnya.

Intervensi tidak langsung juga dilakukan. Yaitu dengan cara memberikan edukasi dan pemahaman tentang pencegahan stunting, dengan mengkonsumsi protein hewani. Ini sudah dilakukan oleh pengurus Persagi di Kabupaten dan Kota di Kalbar.

Apalagi untuk sumber protein, wilayah Kalbar kaya. Utamanya untuk jenis ikan dan ayam. 

Ketua TP PKK Pontianak Yanieta Arbieastuti menuturkan, tim PKK juga ikut membantu Pemkot Pontianak dalam percepatan penurunan stunting. Dalam upaya pencegahan malah dilakukan dari hulu. Sasarannya pemberian edukasi kepada pasangan calon pengantin, ibu hamil dan ibu yang memiliki baduta dan balita.

PKK juga memberi makanan tambahan pada anak, mulai usia enam sampai dua puluh tiga bulan. Data anak-anak ini didapat dari Dinkes Pontianak dan dilakukan di enam kecamatan. Mudah-mudahan apa yang dilakukan ini dapat membantu pemerintah dalam menurunkan angka stunting khususnya di Pontianak.

Salah satu pasangan pengantin Rizki sudah mengetahui informasi tentang stunting. Kata dia, stunting merupakan penyakit anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang dan otak. 

"Itu yang saya ketahui. Tetapi tidak detail," ujarnya.

Berkat kegiatan ini, iapun lebih memahami tentang bahaya stunting. Dengan lebih memahami stunting, pastinya deteksi pencegahan stunting bisa dilakukan dia bersama calon istri sejak dini.(Tim Liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini