KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Kebijakan PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamian Patra
Niaga (PPN) melakukan uji coba secara penuh pengaturan penjualan BBM bersubsidi
jenis solar agar tetap sasaran dinilai sebagai inisiatif yang tepat, untuk
memastikan keandalan sistem jika mekanisme penggunaan QR Code diterapkan secara
nasional.
Jumat (2 desember 2022).YLKI Nilai Sudah Tepat Uji Cobapenggunaan QR Code Solar Subsidi
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, mengatakan uji coba pengaturan penjualan solar
bersubsidi oleh Pertamina memang seyogyanya dilakukan. Selain menguji keandalan
sistem, juga memastikan keandalan pelayanan.
“Jangan nanti malah mengganggu pelayanan ketika
betul-betul diterapkan, keandalan sistem harus betul-betul diuji untuk
mendukung pelayanan pengisian BBM masyarakat,” kata Tulus dalam pernyataan di
Jakarta.
Menurut Tulus, upaya pengendalian pendistribusian
BBM bersubsidi tidak bisa ditawar lagi. Pngendalian BBM bersubsidi adalah hal
rasional dan wajib dilakukan.
“Ini agar terdeteksi siapa sesungguhnya pengguna
BBM bersubsidi tersebut," ujarnya.
Josua Pardede, Chief Economist Bank Permata,
menyambut positif inisiatif Pertamina yang memulai penggunaan QR Code dalam
pendistribusian Solar bersubsidi. Melalui penerapan ini diharapkan terlihat
perubahan pola distribusi BBM bersubsidi menjadi lebih tepat sasaran.
"Langkah ini cukup positif, sebagai lanjutan
dari arah kebijakan subsidi yang akan lebih tepat sasaran ke depan dari
pemerintah," katanya.
Dengan kebijakan ini, lanjut Josua, Pertamina jadi
motor perubahan pemberian subsidi secara perlahan yang tidak lagi diberikan
kepada nilai barang, namun diarahkan kepada penerima yang sudah terseleksi.
"Dengan demikian, subsidi yang diberikan oleh
pemerintah akan lebih tepat sasaran kepada masyarakat kalangan menengah ke
bawah," jelas dia.
PPN diketahui mulai uji coba penerapan Subsidi
Tepat secara menyeluruh/full cycle untuk produk Solar subsidi mulai 1 Desember
2022. Uji coba akan diterapkan di 11 Kota/Kabupaten antara lain Kabupaten
Pandeglang, Ciamis, Kuningan, Jepara, Cilacap, Wonogiri, Kota Mojokerto, Kota
Kediri, Kota Lumajang, Kota Banjarmasin dan Kota Payakumbuh
Uji coba penerapan Subsidi Tepat dilakukan untuk
melihat kesiapan infrastruktur digital serta kesiapan pengawas dan operator
SPBU dalam mengimplementasikan mekanisme full cycle Subsidi Tepat. Uji coba
penerapan Subsidi Tepat secara menyeluruh adalah penerapan Scan QR untuk
transaksi solar subsidi
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Migas (BPH
Migas) Saleh Abdurrahman, mengungkapkan langkah Pertamina yang bakal memperluas
cakupan serta peningkatan kualitas uji coba sangat baik demi memastikan sistem
baru tersebut bisa diaplikasikan, baik oleh petugas di lapangan maupun
masyarakat. Dia optimistis uji coba bisa berjalan lancar.
"Kami support Pertamina dan sudah ada contoh
di beberapa daerah sebelumnya berjalan baik," kata Saleh.
Bagi masyarakat yang sudah mendapatkan QR
Code/sudah terdaftar di website Subsidi Tepat, akan dilayani pembelian Solar
subsidi dengan volume sesuai dengan SK BPH Migas No. 04/P3JBT/BPH
Migas/KOM/2020, yakni untuk kendaraan pribadi roda 4 maksimum 60 liter/hari,
roda 4 angkutan barang & umum maksimum 80 liter/hari sedangkan roda 6
angkutan barang & umum maksimum 200 liter/hari.
Sedangkan masyarakat yang belum memiliki QR
Code/belum terdaftar akan tetap dilayani pembelian solar subsidi namun dengan
volume yang diatur yakni maksimal 40 liter/hari. QR Code juga tidak wajib
menggunakan handphone atau gadget, QR Code dapat dicetak dan dibawa ke SPBU.
PPN juga menyediakan bantuan pendaftaran yang
tersebar di SPBU yang berada di wilayah uji coba agar masyarakat mudah untuk
melakukan pendaftaran. (Tim liputan)
Editor : Aan