KALBARNEWS.CO.ID
(SURABAYA) - Upaya penguatan
Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan, baik siswa, pendidik maupun pihak yang
terlibat di dalamnya, menjadi salah satu konsentrasi Wali Kota Surabaya
Eri Cahyadi selama memimpin Kota Surabaya, Jawa Timur.Kamis (29 Desember
2022).Upaya Penguatan Dunia Pendidikan Di Kota Surabaya Selama 2022
Berbagai kebijakan yang menyentuh orang tua, siswa
dan guru, diambil. Bahkan, berbagai intervensi itu tidak hanya menyasar sekolah
negeri, melainkan juga lembaga swasta mulai jenjang Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), SD/MI, SMP/MTs, serta pendidikan kesetaraan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa
Timur, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Surabaya pada 2022 menjadi
yang tertinggi di provinsi ini. Angkanya terus meningkat sejak tahun 2020.
Pada tahun 2020 tercatat sebesar 82,23, tahun 2021
menjadi 82,31, kemudian pada tahun 2022 mencapai 82,74. Nilai ini menunjukkan
bahwa kualitas pembangunan manusia di Kota Pahlawan berada pada kelompok status
kategori sangat tinggi.
Cak Eri--panggilan akrab Eri Cahyadi--mengatakan,
IPM merupakan penilaian yang harus diperbaiki terus-menerus. Apalagi, IPM juga
dilihat dari lamanya seseorang menempuh jalur pendidikan. Cak Eri menyadari
masih terdapat persoalan dalam dunia pendidikan yang harus segera diselesaikan
agar IPM bisa lebih tinggi dari angka 82,74.
Untuk mencapai hal tersebut, Pemkot Surabaya
membutuhkan keterlibatan semua elemen. Salah satu elemen yang dilibatkan untuk
mengatasi persoalan dunia pendidikan di Surabaya adalah perguruan tinggi. Para
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta dilibatkan untuk
menjadi pengajar muda dan melakukan pendampingan dari sisi akademis dan
nonakademis siswa.
Pada peluncuran Program Surabaya Mengajar (PSM)
yang dihadiri Sekretaris Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi
(Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemendikbudristek) ini, terdapat 1.072 mahasiswa dari 23 perguruan tinggi yang
terlibat.
Prioritas mereka terdiri atas program sekolah
ramah, program sekolah sehat, dan program sekolah smart. Ketiganya meliputi
identifikasi, merancang, implementasi serta evaluasi masalah belajar,
psikososial, dan perlindungan anak.
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi juga
terlibat dalam program Sinau Bareng dan Ngaji Bareng serta Pusat Pembelajaran
Keluarga (Puspaga) yang diselenggarakan di balai RW. Saat ini terdapat 22
lokasi balai RW yang tersebar di 12 kecamatan dan 16 kelurahan.
Mahasiswa yang terlibat sebanyak 155 mahasiswa.
Para mahasiswa ini berkolaborasi dengan 3.141 tutor dan guru. Cak Eri ingin
balai RW ini bisa hidup lagi, menjadi pusat kegiatan warganya. Bisa untuk
belajar anak-anak.
Selain akselerasi tempat belajar dan SDM, Pemkot
Surabaya juga memperkuat pengembangan potensi dan pendidikan karakter di
kalangan pelajar. Pendidikan karakter disesuaikan dengan karakter masing-masing
sekolah.
Programnya bernama Sekolahe Arek Suroboyo (SAS).
Siswa dibebaskan dari pekerjaan rumah (PR), kemudian jam pelajaran sekolah
dipangkas hingga pukul 12.00 WIB. Dua jam berikutnya, mulai pukul 12.00
WIB-14.00 WIB diisi dengan pembiasaan dan pendalaman karakter.
Persoalan pendidikan tidak hanya dibebankan kepada
sekolah dan pemerintah, melainkan orang tua juga harus bertanggung jawab dalam
proses pembentukan karakter anak. Maka, orang tua juga harus mendidik
anak-anaknya untuk memiliki karakter sebagai calon pemimpin bangsa di masa
depan.
Upaya mengimplementasikan pendidikan karakter juga
terlaksana ketika pelajar-pelajar di Kota Surabaya ikut menyukseskan Tari Remo
massal yang tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).
Sebanyak 65 ribu lebih pelajar SD dan SMP se-Kota
Surabaya mengikuti kegiatan Tari Remo Massal pada Minggu (18/12/2022).
Pertunjukan spektakuler itu tersebar dan terlaksana serentak di sejumlah tempat
bersejarah di Kota Pahlawan.
Kegiatan itu mengusung semangat agar para pelajar
di Kota Pahlawan menjaga kearifan budaya lokal. Pasalnya, tidak sedikit siswa
yang belum mengetahui arti dan makna Tari Remo. Nantinya, setiap sekolah akan
ada ekstrakurikuler wajib untuk Tari Remo. Filosofinya untuk menjaga kearifan
lokal.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti menambahkan,
Tari Remo massal ini tidak hanya sekadar memecahkan rekor Muri, melainkan juga
mengenalkan sejak dini ragam kesenian dan budaya daerah. Menanamkan kecintaan
anak-anak pada kesenian dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sekaligus
yang jadi kebanggaan Kota Surabaya.
Kesejahteraan pendidik
Kesejahteraan pendidik, tidak luput dari perhatian
Wali Kota Eri. Tahun 2022, pemberian honor atau jasa pelayanan guru pendidikan
anak usia dini (PAUD) menyasar kepada 4.350 tenaga pendidik Pos PAUD Terpadu
(PPT). Kemudian, Tenaga Pendidik TK (balai RW) sebanyak 774 orang, dan Tenaga
Pendidik TK/KB/TPA sebanyak 6.000 orang.
Besaran honor untuk tenaga pendidik PPT dan Tenaga
Pendidik TK (balai RW) sebesar Rp500 ribu per orang. Sedangkan tenaga pendidik
TK/KB/TPA sebesar Rp300 ribu per orang.
Berikutnya, pemberian honor atau jasa pelayanan
kepada guru kesetaraan dan guru agama serta kelas minggu. Tahun ini, sebanyak
11.675 tenaga pendidik keagamaan mendapat intervensi sebesar Rp 500 ribu per
orang.
Sedangkan untuk tenaga pendidik kesetaraan
menyasar 226 orang dengan besaran Rp250 ribu. Untuk guru swasta, telah
diberikan kepada 2.888 orang. Besarannya Rp1 juta per bulan.
Peningkatan kesejahteraan juga diberikan kepada
guru dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru PPPK, serta guru swasta dan
guru tidak tetap (GTT) melalui tunjangan kinerja (tukin) yang cair tiap
triwulan sekali. Pada triwulan keempat ini sudah diberikan kepada 6.967 guru.
Harapannya, dengan tukin ini kesejahteraan guru
meningkat. Selain itu, mereka menjadi fokus mendidik anak-anak Surabaya.
Tidak hanya itu, pemkot juga turut memberikan
perhatian khusus kepada siswa dengan status Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) di Kota Surabaya, baik yang bersekolah di negeri maupun swasta.
Perhatian itu berupa bantuan yang bersumber dari
APBD Kota Surabaya melalui Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (Bopda).
Intervensi ini berupa paket seragam siswa MBR, yang meliputi hem, celana/rok
seragam sekolah, seragam olahraga, seragam batik, sepatu, tas, ikat pinggang,
topi, dasi, kaos kaki.
Pihak sekolah bisa memesan melalui UMKM di Kota
Surabaya yang menyediakan perlengkapan sekolah tersebut. Apalagi sebagian besar
pekerja di UMKM tersebut berstatus MBR, jadi uangnya bisa langsung kembali ke
masyarakat, sehingga perekonomian Surabaya terus berputar.
Kota Surabaya terus berbenah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan anak-anak di Kota Pahlawan. Sejalan dengan itu, pemerintah
kota ini juga memperhatikan kualitas serta kesejahteraan SDM yang terlibat di
dalamnya . Dengan pendidikan yang baik, diharapkan anak-anak Surabaya
kelak dapat menyongsong masa depan lebih gemilang. (Tim liputan)
Editor
: Aan