KALBARNEWS.CO.ID
(BANJARMASIN) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bekerja sama dengan
Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) melakukan transfer teknologi kepada para
santri untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pondok pesantren (ponpes) di
Kalimantan Selatan.
Minggu (18 Desember 2022)ULM Transfer Teknologi Ke Santri Wujudkan Kemandirian Ekonomi Ponpes
"ULM melibatkan 200 mahasiswa dan 38 dosen
dari berbagai bidang ilmu terjun ke pesantren untuk Program Adaro Santri
Sejahtera," kata Ketua Progam Matching Fund Kedaireka Program Adaro Santri
Sejahtera Prof Yudi Firmanul Arifin di Banjarmasin.
Dia menjelaskan pesantren harus bisa menerima
teknologi untuk pengembangan, pembinaan, dan pengajaran ilmu agama yang telah
berjalan rutin.
"Karena fokus utamanya membangun wirausaha,
maka beragam teknologi terkait pengembangan usaha kami berikan, seperti budi
daya perikanan, peternakan, dan sebagainya," jelas Yudi selaku Wakil
Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Humas ULM.
Sementara Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri
mengakui Program Adaro Santri Sejahtera dengan skema "Matching Fund"
yang merupakan implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sangat positif untuk
terus dikembangkan.
"Pondok pesantren yang begitu banyak
jumlahnya di Kalsel dengan 70 ribu lebih santri sangat potensial menjadi sasaran
program ini lebih luas ke depan," kata dia.
Diketahui Program Adaro Santri Sejahtera (PASS)
Tahap II Tahun 2022 menyasar empat pondok pesantren di Kalsel, yakni Ponpes Al
Islam Kambitin di Kabupaten Tabalong, Ponpes Miftahul Ulum Bangkiling Raya di
Kabupaten Tabalong, Ponpes Nurul Muhibbin Barabai di Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, dan Ponpes Nurul Muhibbin Halong di Kabupaten Balangan.
Direktur Adaro Foundation Okty Damayanti
mengatakan selama dua tahun ini program berdampak positif bagi kemajuan pondok
pesantren.
"Omzet dari Ponpes Miftahul Ulum, misalnya
hanya dari jualan ikan lebih dari Rp400 juta, kemudian di Ponpes Al Islam mampu
menjual kambing hampir Rp200 juta,” ungkapnya.
Okty berharap suatu saat bisa bertemu dengan para
santri binaan yang menjadi pengusaha sukses hingga menciptakan kesejahteraan
bagi masyarakat luas dengan membuka lapangan pekerjaan. (Tim Liputan)
Editor : Aan