Tiongkok Aktif Mengoptimalkan Kebijakan Pengendalian Covid-19

Editor: Redaksi author photo

Tiongkok Aktif Mengoptimalkan Kebijakan Pengendalian Covid-19 
KALBARNEWS.CO.ID (BEIJING) -- Berbagai wilayah di Tiongkok mengalami lonjakan kasus penularan Covid-19. Maka, pemerintah lokal mengambil tindakan cepat dan akurat demi mencegah kasus yang parah, melindungi kesehatan warga, serta membangun penghalang yang meredam epidemi. Selasa (27 Desember 2022).

Kebijakan ini terdiri atas perawatan medis yang tepat waktu, memenuhi kebutuhan medis, meningkatkan layanan kesehatan bagi warga lansia dan kelompok penting lain, menggencarkan vaksinasi Covid-19, serta memperkuat pencegahan dan pengendalian epidemi di pedesaan.


Klinik perawatan gejala demam bekerja secara maksimal

Dalam beberapa hari terakhir, berbagai kota di Tiongkok membuka klinik perawatan gejala demam di pusat olahraga atau mengubah pusat pengetesan asam nukleat menjadi klinik demam sementara untuk mengurangi beban kerja perawatan medis, dan beberapa di antaranya bahkan beroperasi 24 jam.

Di sisi lain, lembaga medis di segala level mengoptimalkan prosedur, memperluas sumber daya, dan menambah jumlah tenaga kesehatan yang bertugas agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan segera dan cepat.


Di Shanghai, misalnya, klinik demam di 145 rumah sakit sekunder dan level yang lebih tinggi telah diminta agar terus beroperasi demi memenuhi kebutuhan medis masyarakat.


Rumah sakit yang menyediakan layanan daring juga dibuka di banyak kota untuk menjamin warga dapat memperoleh layanan medis tanpa harus meninggalkan rumah.


Menurut Dinas Kesehatan Beijing, Rabu lalu, 65.000 pasien dengan gejala demam telah dirawat di klinik demam, angka ini menurun 11% dari puncaknya ketika mencapai 73.000 pasien. Kebutuhan atas layanan klinik demam secara umum berkurang, seperti disampaikan pejabat terkait.


Layanan medis diprioritaskan bagi kelompok penting

National Health Commission telah meminta pusat layanan kesehatan masyarakat untuk menyusun daftar kelompok khusus, seperti warga lansia yang tinggal sendirian, perempuan hamil dan pasien dengan penyakit penyerta, guna menjamin akses layanan medis yang dibutuhkan.


National Health Commission juga menginstruksikan dinas urusan sosial di wilayah setempat agar menjalankan investigasi lengkap di lokasi berisiko tinggi, termasuk mendata cadangan obat-obatan, perawatan medis, layanan kesehatan, layanan vaksinasi, serta kapasitas tanggap darurat.


Di sebuah pusat layanan kesehatan masyarakat di Shanghai, dokter keluarga terlihat memeriksa kondisi kesehatan warga dengan cermat, secara khusus melayani warga lansia berusia di atas 80 tahun, pasien dengan penyakit kronis, pasien hemodialisis, pasien kanker, dan perempuan hamil.


Pencegahan dan pengendalian epidemi diperkuat di pedesaan

Merespons sumber daya layanan kesehatan yang relatif terbatas di pedesaan, dan arus penduduk yang kian meningkat pada liburan Tahun Baru dan Imlek, terutama ketika warga yang bekerja di perkotaan kembali menuju kampung halamannya, pemerintah lokal memperkuat pencegahan dan pengendalian epidemi, serta layanan kesehatan di pedesaan.


Pendirian klinik demam di rumah sakit tingkat kabupaten turut menjadi bagian penting dalam pencegahan epidemi di pedesaan.


Kota Jiaozhou, Provinsi Shandong, Tiongkok Timur, misalnya. Dinas Kesehatan Jiaozhou telah mendirikan 536 titik layanan medis masyarakat, serta menugaskan 446 tenaga kesehatan dan relawan untuk menyediakan layanan medis di berbagai desa.


Setidaknya, dua tenaga kesehatan bertugas di setiap klinik desa dan titik layanan medis, menawarkan layanan medis selama 24 jam, seperti konsultasi, pembagian obat, serta transfer pasien dari kelompok penting.


Menggencarkan vaksinasi

Di Tiongkok, lebih dari 90% penduduk telah menerima vaksinasi lengkap. Hampir 87% warga di atas usia 60 tahun juga telah divaksinasi secara lengkap. Namun, hanya 66,4% warga di atas usia 80 tahun yang telah menerima vaksinasi lengkap.


Dengan jumlah warga di atas 60 tahun yang tercatat sebanyak 267 juta jiwa, Tiongkok menggencarkan vaksinasi bagi kalangan ini. Pada akhir November, Tiongkok merilis rencana kerja untuk meningkatkan vaksinasi di kalangan lansia.


Kebijakan seperti "jalur hijau" bagi warga lansia juga diberlakukan di beragam tempat guna meningkatkan angka vaksinasi.


Dengan mengoptimalkan kebijakan pengendalian epidemi, fokus dari respons epidemi Tiongkok beralih dari pengendalian infeksi hingga perawatan kasus. Tujuannya, mencegah kasus bergejala parah.


Usia harapan hidup Tiongkok, indikator penting yang mencerminkan tingkat kesejahteraan bangsa, meningkat dari 77,3 tahun pada 2019 menjadi 78,2 tahun pada 2021, terlepas dari kesenjangan sarana medis per kapita dan teknologi medis antara negara dengan penduduk terbanyak di dunia ini dengan negara maju.


Dengan menjunjung filosofi yang memprioritaskan rakyat, Tiongkok berhasil menangani sejumlah gelombang penyebaran virus. Fakta dan statistik menunjukkan "skor yang baik" dalam respons epidemi Tiongkok selama tiga tahun terakhir, serta mencerminkan prospek jelas menuju kehidupan normal. (Tim Liputan)

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini