KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan potensi
ancaman adanya pandemi baru, krisis perubahan iklim atau climate change hingga tekanan situasi geopolitik menekan ekonomi yang sedang
berproses dalam tahap pemulihan. Jumat (2 Desember 2022).Sri Mulyani: Pandemi Hingga Geopolitik Tekan Pemulihan Ekonomi
“Dunia memang akan terus dihadapkan pada beberapa
masalah dan ini sudah diprediksi karena polanya kelihatannya,” katanya dalam
Business Forum Rapimnas Kadin 2022.
Sri Mulyani mengingatkan bahwa COVID-19 bukan
pandemi yang terakhir karena pasti akan muncul siklus pandemi-pandemi
selanjutnya di masa depan sehingga harus diantisipasi.
Sementara dunia menyiapkan potensi kemunculan
pandemi baru, ternyata terdapat ancaman lain yang sedang mengantri untuk
menyerang global yaitu perubahan iklim.
Ia mengatakan jika dunia terus di dalam trayektori
kenaikan suhu maka akan menimbulkan dampak perubahan musim yang berakibat
signifikan pada perekonomian dan keuangan.
Selain itu, siklus kerja sama antar negara secara
global yang dulunya tidak pilih-pilih sekarang sedang terjadi fragmentasi
hingga menimbulkan geopolitik dan semakin memperberat perekonomian.
Sri Mulyani menuturkan fragmentasi secara
geopolitik tersebut juga memiliki relevansi yang besar terhadap perekonomian
Indonesia karena peta dari investasi bahkan perdagangan menjadi berubah.
Menurut dia, sekarang konsep mengenai supply chain tidak hanya mencari tempat yang dianggap
paling murah dan paling efisien tapi juga memilih berdasarkan kriteria apakah
negara tersebut teman atau bukan teman.
“Ini yang menimbulkan banyak perubahan dan
kemudian berdampak pada perekonomian kita karena perekonomian kita selain
posisi secara geografis, posisi di ASEAN juga termasuk G20,” katanya.(Tim liputan)
Editor : Aan