KALBARNEWS.CO.ID
(PANGKALPINANG) - Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Wilayah Kepulauan
Bangka Belitung menyatakan peluncuran program pembuatan Bahan Bakar Jumputan
Padat (BBJP) di tempat pembuangan akhir sampah Paritenam, Pangkalpinang, wujud
keseriusan perusahaan dalam bertransformasi menuju PLN Green.PLN Babel: Program BBJP Wujud Transformasi Menuju PLN Green
"Hasil pengolahan sampah organik menjadi BBJP
ini nantinya untuk bahan bakar campuran atau pengganti batubara untuk mendukung
operasional PLTU Airanyir, Bangka," kata General Manager PLN UIW Bangka
Bangka Belitung Ajrun Karim di Pangkalpinang, Rabu (21 Desember 2022)
Menurut dia, transformasi yang dilakukan PT PLN
UIW Babel ini dilatarbelakangi arahan Presiden dan kebijakan pemerintah dalam
mengelola secara optimal cadangan daya dan mempersiapkan transisi energi.
"BBJP berbahan sampah organik menjadi salah
satu bentuk upaya untuk mencapai target bauran energi nasional sebesar 23
persen tahun 2025 dan nol emisi karbon tahun 2060," katanya.
Ia mengatakan program BBJP sampah organik itu
merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang
dilaksanakan PLN UIW Babel tahun 2022, sebagai bentuk kepedulian perusahaan
terhadap penanganan sampah yang ada di Kota Pangkalpinang dan sekitarnya.
"Kita peduli dalam penanganan sampah dan akan
berusaha memfungsikan sampah ini bisa diolah dipilah sehingga menjadi bahan
baku yang bermanfaat untuk pembangkit listrik PLN," ujarnya.
Pembangunan BBJP berbahan baku sampah organik
melibatkan PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan untuk pembuatan mesin
pencacah sampah dan Institut Teknologi PLN untuk pelatihan kepada kelompok
pengelola tentang pengolahan sampah menjadi BBJP.
Proses pengolahan sampah dimulai dari pemilahan
sampah untuk memisahkan antara sampah yang dapat dimanfaatkan untuk BBJP dengan
sampah yang tidak bisa dimanfaatkan seperti sampah kaca, botol dan lain-lain.
Kemudian sampah yang sudah dipilah tersebut
dilakukan proses pencacahan dan pengolahan dengan menggunakan campuran bio
activator dan ditempatkan pada guludan atau bedengan selama kurang lebih lima
hari untuk mempercepat proses pengeringan sampah.
Setelah sampah mengering, kemudian dilakukan
pencacahan sampah dengan menggunakan mesin pencacah sampah. Sampah yang telah
diolah tersebut yang akan dicampur dengan batubara dan digunakan sebagai bahan
bakar PLTU.
"Besar harapan kami dengan adanya program
BBJP berbahan baku sampah organik ini dapat membantu Pemkot Pangkalpinang dalam
mengatasi masalah sampah sekaligus mengurangi jumlah tumpukan sampah di TPA
Paritenam," katanya.
Program BBJP juga dapat menciptakan pemberdayaan
ekonomi masyarakat di sekitar TPA Paritenam, karena sampah yang terdapat di
lokasi itu dapat memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi sehingga dapat
menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat atau komunitas masyarakat yang
melakukan pengolahan sampah.
"Manfaat bagi PLN yaitu sampah yang telah
diolah menjadi BBJP dapat sebagai bahan bakar campuran batubara di PLTU Air
Anyir, sehingga menambah produksi kWh hijau di PLN Babel," katanya.
Ia berharap, program yang sedang berjalan
ini mendapatkan dukungan Pemkot bersama Forkopimda Kota Pangkalpinang sehingga
program pemerintah dalam mencapai bauran energi nasional dan menyelesaikan
permasalahan sampah bisa berjalan sesuai rencana. (Tim liputan)
Editor : Aan