KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Martini Mohamad Paham menyatakan bahwa sosialisasi Sadar
Wisata 5.0 bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat para pelaku industri
(pariwisata). Rabu (7 Desember
2022).Kemenparekraf Tekankan Urgensi Penerapan CHSE Di Destinasi Wisata
Selain itu, juga menyadarkan semua guna maju bangkit dari
COVID-19 dengan menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment
Sustainability).
“Pariwisata adalah industri yang berbasis hospitality atau
pelayanan. Memberikan pengalaman terbaik melalui pelayanan prima dengan
pendekatan CHSE juga akan menjawab tantangan tren pariwisata saat ini yang
lebih fokus pada kualitas alih-alih kuantitas wisatawan,” kata dia secara
virtual dalam pembukaan Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 di Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, Kemenparekraf mengadakan
sosialisasi di delapan desa wisata di Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Penerapan
CHSE menjadi pesan utama dalam Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 yang menjadi
program unggulan dengan dukungan sepenuhnya dari Bank Dunia.
Program ini berlangsung dari awal 2022 hingga 2023 dengan
mendatangi 155 desa wisata yang berada di enam Destinasi Pariwisata Prioritas
(DPP), Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Bromo-Tengger-Semeru,
Lombok, Wakatobi, dan Labuan Bajo.
Lebih lanjut, kampanye Sadar Wisata 5.0 disebut sebagai
kegiatan yang bertujuan meningkatkan kompetensi dan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) pariwisata.
“Kualitas ini tidak hanya disiapkan pada pembenahan (sumber
daya manusia/SDM) kita, melainkan juga dengan memberikan pengalaman dan
pengayaan yang lebih bagus bagi wisatawan,” ungkap Martini.
Saat membuka secara langsung sosialisasi di Desa Kemudo,
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Madya Kemenparekraf mengatakan
sosialisasi sadar wisata menjadi upaya untuk membuat warga dapat mengenali
potensi wisata di desanya masing-masing.
“Konsep desa wisata menjadi sebuah terobosan yang
menggabungkan semua potensi yang dimiliki desa termasuk bagaimana
pengembangannya, dengan penerapan unsur unsur Sapta Pesona, Pelayanan Prima,
dan CHSE,” kata Glory.
Dia juga menuturkan bahwa pariwisata di desa yang
dilembagakan melalui keberadaan Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) akan menjadi
kekuatan penting dalam mengelola potensi wisata dengan berkolaborasi bersama
pihak-pihak lain di desa.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata
Kabupaten Klaten, Sri Nugroho menerangkan urgensi melayani wisatawan dengan
sebaik-baiknya agar mereka merasa betah dan mengulangi kunjungan. Untuk itu,
dia menekankan pembangunan SDM pariwisata nan andal yang harus diutamakan.
“Penting bagaimana para pengelola punya inovasi, jangan
sampai sarana prasarana sudah ada namun SDM tidak terasah. SDM yang andal ini
bisa membangkitkan perekonomian, termasuk mencari bibit SDM yang pandai tentang
IT,” ujarnya.
Untuk wilayah Kabupaten Klaten, saat ini terdapat 29 desa
wisata, termasuk delapan desa wisata yang terpilih menjadi tempat pelaksanaan
kegiatan sosialisasi sadar wisata kali ini, yaitu Desa Wisata Geneng,
Randusari, Kotesan, Brajan, Joho, Cucukan, Kemudo, dan Kokosan. (tim Liputan)
Editor : Aan