Kemenparekraf Minta Pemda Lakukan Pemetaan SDM Di Tiap Daerah

Editor: Redaksi author photo

Kemenparekraf Minta Pemda Lakukan Pemetaan SDM Di Tiap Daerah
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meminta pemerintah daerah untuk melakukan pemetaan atau training need analysis terhadap sumber daya manusia (SDM) di setiap daerah sebelum menggelar program pengembangan dan peningkatan kompetensi.

“Pemetaan ini diperlukan untuk menempatkan program pengembangan SDM yang sesuai dengan kemampuan SDM di tiap daerah,” ujar Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Diah Martini Paham dalam Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Rakornas Parekraf) 2022 pada sesi pertama mengenai "Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif". Sabtu (17 Desember 2022).


Dengan melakukan pemetaan, program pengembangan dan peningkatan kompetensi tak hanya nice to have, tetapi need to have. Bisa jadi, katanya, di sebuah daerah tak memerlukan pelatihan yang berada di level advance, tetapi basic needs.


“Dengan pemetaan dari daerah kita dapat memberikan pelatihan yang lebih tepat sasaran dan tepat manfaat," ucap Diah.


Kemenparekraf memiliki lima pilar strategis dalam pengembangan SDM parekraf pada 2023 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Pertama adalah parekraf berkelanjutan, di mana program new skilling SDM dihadirkan untuk pembukaan peluang kerja dan peluang usaha.


Kedua berkaitan dengan peningkatan daya saing melalui upskilling dan reskiling, serta standardisasi dan sertifikasi kompetensi. Upskilling dan reskilling harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing daerah berdasarkan training needs analysis yang akan dilakukan.


"Untuk standardisasi, tahun ini kami sudah berhasil membuat dan merevitalisasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di 10 kegiatan pariwisata, rencananya tahun depan akan ada 24 lagi. Kami mohon dukungan dari berbagai pihak terkait untuk mengadopsinya ketika nanti sudah diresmikan oleh Kemnaker (Kementerian Ketenagakerjaan), karena tugas kami adalah membuat rancangannya dan kemudian setelah diresmikan oleh Kemnaker, nanti standar ini baru akan bisa kita gunakan bersama," ungkapnya.


Ketiga adalah penciptaan nilai tambah melalui program Parekraf Academy, Parekraf Training Camp, penguatan kelembagaan dan tata kelola parekraf.


Di Parekraf Academy, Kemenparekraf mengawal local champion untuk mengembangkan kemampuannya hingga mendapatkan sertifikasi, khususnya yang berstandar internasional, sehingga bisa berkiprah hingga ranah global. Sebenarnya, Parekraf Academy sudah dicanangkan pada tahun ini, namun  belum terlalu masif.


Karena itu, diharapkan pada 2023 ada peluang yang lebih masif untuk kegiatan tersebut.

Program Parekraf Training Camp akan mengumpulkan pelaku-pelaku parekraf yang diberikan pelatihan terkait inovasi, kreativitas, pemecahan masalah, berfikir kritis, kepemimpinan, dan analisis data.

Mengenai pilar ke-empat ialah transformasi digital yang menyangkut di antaranya SDM Championship Wirausaha Digital Mandiri (Widuri) Parekraf, dan Dashboard SDM Parekraf dan Kelembagaan. Terakhir adalah peningkatan produktivitas melalui Gerakan Sadar Wisata dan Gerakan Usaha Kreatif, serta Knowledge Management Virtual Classs Parekraf.


"Kami yakin dengan kolaborasi, kita bisa bekerja sama untuk bisa memperkuat output dari program-program yang akan kita lakukan di tahun depan," ujar Diah. (Tim Liputan)

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini