Kemenko PMK Tekankan Pentingnya Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil

Editor: Redaksi author photo

Kemenko PMK Tekankan Pentingnya Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengingatkan pentingnya pencegahan anemia pada ibu hamil guna mendukung kesehatan ibu dan bayi. Jumat (9 Desember 2022).

"Pencegahan anemia pada ibu hamil sangat penting guna mencegah berbagai masalah kesehatan," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto.

Agus mencontohkan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil meningkatkan risiko melahirkan bayi stunting.

"Anemia pada ibu hamil berpotensi menjadikan bayi yang dikandung pertumbuhannya kurang optimal selain itu juga meningkatkan risiko pendarahan saat proses melahirkan," katanya.

Dia juga menambahkan, upaya pencegahan kejadian anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya memastikan pemenuhan asupan gizi seimbang bagi ibu hamil selama masa kehamilan.

Selain itu, menjaga kesehatan reproduksi dan juga melakukan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan, seperti memeriksa kadar hemoglobin.

"Jika diperlukan bisa juga dengan mengonsumsi tablet tambah darah dan rutin melakukan pemeriksaan agar dapat mengetahui kondisi ibu dan bayi yang dikandung selama kehamilan," katanya.

Agus menambahkan bahwa Kemenko PMK terus berupaya mendorong peran keluarga dalam pendampingan ibu hamil guna mencegah kejadian anemia.

Kemenko PMK, tambah dia, juga mengajak seluruh kementerian dan lembaga untuk meningkatkan komitmen dan kolaborasi lintas sektor terkait rencana penyelenggaraan Gerakan Ibu Hamil Sehat.

"Sinergi dan kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan guna mewujudkan ibu hamil yang sehat yang akan melahirkan bayi yang juga sehat yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini," katanya.

Dengan demikian, kata dia, diharapkan akan mendukung program penurunan prevalensi kekerdilan atau stunting yang ditargetkan turun sebesar tiga persen per tahun.

Agus menjelaskan bahwa prevalensi stunting saat ini sebesar 24,4 persen, sementara pemerintah menargetkan angka stunting dapat turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang. T.W004 (Tim liputan)

Editor : Aan

 

 


Share:
Komentar

Berita Terkini