Kekurangan Gizi Penyebab Stunting

Editor: Redaksi author photo

 Kekurangan Gizi Penyebab Stunting
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Kekurangan gizi dalam waktu lama, yang terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kehidupan). Kemudian rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani, merupakan salah satu penyebab stunting.  

"Kalau zat kalsium ini tidak dipersiapkan, maka anak yang dilahirkan akan mengalami kekurangan gizi yang menyebabkan stunting," ungkap Pengurus DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Kalimantan Barat Rayna Anita, saat ditemui usai  kegiatan Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting  bersama Mitra Kerja, Rabu 21 Desember 2022.

 Rayna Anita mengatakan kehamilan itu ibarat kata orang mau "beladang" jadi kondisi ibu harus benar-benar sehat, terutama yang namanya zat besi mikro, yakni zat yang sedikit dibutuhkan, namun sangat berpengaruh terhadap terjadinya stunting. Salah satunya anemia atau kekurangan darah.

"Karena ibu yang anemia beresiko melahirkan anak stunting. Kemudian mudah terjadi pendarahan saat  melahirkan, hingga menyebabkan kematian ibu melahirkan dan anak," ujarnya.

Selanjutnya  jarak melahirkan harus diatur, minimal jarak kelahiran 2 tahun,  karena saat sedang hamil kebutuhan akan zat besi yang dibutuhkan meningkat 2 kali lipat,  zat lainnya yaitu kalsium.

"Perencanaan melahirkan dan peran KB ini sangat penting dalam mengatur jarak kelahiran  anak dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting," jelas Rayna Anita.

Rayna Anita menegaskan dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kalimantan Barat ini, pihaknya menggerakan yang namanya A, B, C, D E, mudah-mudahan bisa diingat. 

Pertama A, kepanjangan dari aktif menkosumsi tablet tambah darah, baik untuk ibu hamil maupun remaja putri. Kemudian abjad B adalah Bumil atau ibu hamil harus rutin memeriksa kandunganya supaya diketahui ada kekurangan atau lainnya, kemudian abjad C adalah cukupi kebutuhan protein hewani. 

"Karena protein hewani inilah yang membentuk hemoglobin atau komponen utama sel darah merah, kalau tidak ada protein, Fe (tablet zat besi) yang dikosumsi tidak akan menjadi hemoglobin," jelasnya.  

Selanjutnya abjad D  yakni anak ditimbang setiap bulan di Posyandu, ibu hamil diperiksa di Posyandu, kemudian abjad E, adalah asi eksklusif yang diberikan kepada bayi. 

"Dengan abjad A, B, C, D, E  itu diharapkan kita bisa mengatasi pencegahan dan penurunan stunting di Kalimantan Barat ini," harap Rayna Anita. (Bp)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini