KALBARNEWS.CO.ID (KOTA
BOGOR) - Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor, Jawa Barat bekerja
sama pemerintah setempat mendiskusikan peran kuat media informasi berbagai
platform media sosial sebagai corong publikasi yang saat ini mudah diterima
masyarakat.
Kamis (8 Desember 2022).Imigrasi Bogor Diskusikan Penguatan Media Informasi Layanan Publik
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik
Diskominfo Kota Bogor Abdul Manan Tampubolon, saat menjadi pembicara dalam
kegiatan diskusi Pengelolaan Media Informasi dan Komunikasi pada Layanan
Publik, Kamis, mengatakan media sosial merupakan salah satu kanal yang dapat
menyajikan informasi dalam kemasan kreatif dan digandrungi pengguna media
sosial.
"Jadi untuk memberikan laporan kinerja yang
semula menggunakan narasi yang resmi, contohnya di Pemerintah Kota Bogor kita
menggunakan video singkat yang disebar di media sosial dan yang lebih rinci di
media massa," katanya.
Di dalam diskusi ini Manan didampingi narasumber
dari kalangan kreator konten Erisa Fadilla yang dimoderatori oleh Kepala Seksi
Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI
Bogor Hasan.
Hadir dalam kegiatan ini, perwakilan 26 perwakilan
humas instansi pemerintah, lembaga dan universitas serta enam orang perwakilan
jurnalis di Kota Bogor.
Manan menyebut saat ini terdapat 191 juta pengguna
media sosial yang 90 persen di antaranya adalah pengguna Youtube dan Instagram.
Sementara, pengguna media sosial Tiktok juga mulai tumbuh 37 persen di Jakarta
dan Jawa Barat.
Ia mengemukakan penyajian informasi saat ini perlu
mengikuti perkembangan zaman, baik dari sisi media maupun penyajian konten.
Dalam penyajian konten, kata dia, pengalaman
Pemerintah Kota Bogor saat ini memilih sudut pandang gambar dan video yang
mengajak masyarakat dapat melihat capaian kinerja pemerintah langsung dari
lokasi-lokasi fasilitas publik.
Pemerintah Kota Bogor berusaha meraih pengguna
informasi berdasarkan masing-masing platform media sosial yang ada agar
informasi tersampaikan dengan baik.
Selain konten, lanjutnya, riset mengenai pengguna
platform media sosial sangat diperlukan agar tepat sasaran, mulai dari umur
karakter interaksi yang sering dilakukan mereka.
Kemudian, penyajian-penyajian konten tersebut
sering kali memancing respon pengguna media sosial dan akhirnya menjadi berita
yang disajikan media massa
"Informasi-informasi yang kami sampaikan di
media sosial juga kembali ke media massa, karena tanpa media massa kami tetap
tidak lengkap," katanya.(Tim liputan)
Editor : Aan