KALBARNEWS.CO.ID
(KARAWANG) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Jawa Barat menyebutkan keterlibatan TNI cukup penting dalam upaya percepatan
penurunan stunting melalui program bapak asuh anak stunting (BAAS).BKKBN Jabar: Keterlibatan TNI Penting Dalam Upaya Penurunan Stunting
"Kalau TNI sudah turun tangan, biasanya
penyelesaian masalah menjadi lebih mudah. Termasuk dalam percepatan penurunan
stunting ini," kata Kepala BKKBN Jabar Wahidin.Senin (26 Desember 2022).
Ia mengatakan bahwa bintara pembina desa (babinsa)
di desa itu dianggap tahu segalanya. Karenanya wajar jika kemudian masyarakat
bertanya mengenai stunting kepada babinsa. Dalam hal ini, babinsa menjadi pusat
informasi percepatan stunting bersama tim pendamping keluarga BKKBN.
Wahidin menyampaikan terima kasih dan apresiasi
tinggi atas kiprah TNI di berbagai tingkatan dalam program percepatan penurunan
stunting di Jawa Barat.
Menurut dia, kesediaan pimpinan TNI hingga unsur
pembina desa untuk menjadi bapak asuh anak stunting menjadi energi baru dalam
upaya mempercepat penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.
Mengenai BAAS, ia menyatakan kalau inisiasi itu
lahir pada pertengahan tahun, ditandai dengan penerbitan panduan BAAS yang
kemudian ditindaklanjuti dengan terbitnya surat edaran Kepala BKKBN Nomor
560.a/HL.01.01/G2/2022, tanggal 7 Juni 2022 tentang Permohonan Menggelorakan
dan Menghimbau Mitra untuk Menjadi BAAS.
Pada bulan yang sama, dilakukan penandatanganan
kerjasama Program BAAS Jawa Barat antara BKKBN dengan BAZNAS. Genderang BAAS
memberikan resonansi lebih besar setelah penyematan Duta BAAS Nasional kepada Kepala
Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam acara
puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Yogyakarta, 29 Juni 2022.
Sementara itu, saat ini angka prevalensi stunting
Jawa Barat berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebesar 24,5 persen.
Sedangkan prevalensi berdasarkan e-PPGBM Provinsi
Jawa Barat yang didasarkan pada Bulan Penimbangan Balita Agustus 2022 tercatat
sebesar 5,91 persen atau sebanyak 184.022 Balita. Diharapkan hasil SSGI 2022
tidak jauh dari catatan e-PPBGM 2022.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN, Eni Gustina, mengapresiasi Jawa Barat yang dianggapnya penuh
inovasi dalam percepatan penurunan stunting. Sebut saja misalnya gerakan Ngawal
Jawa Barat Zero New Stunting (Ngabring), Obrolan Daring Stunting (Odading), dan
terakhir memprakarsai Jabar Stunting Summit 2022.
Ia mengatakan, surprise BAAS mendapat
sambutan hangat berbagai lapisan. Ini membuktikan rakyat Indonesia merupakan
bangsa yang peduli dan dermawan.
“Saya sangat mengapresiasi kepada jajaran TNI
karena memang dari mulai bapak Panglima sampai babinsa betul-betul mendukung,
bahkan luar biasa mendukung, program pecepatan penurunan stunting. Kami
melakukan roadshow ke 10 provinsi, ternyata luar biasa. Ternyata semua wilayah
sangat mendukung," katanya.
Stunting pada dasarnya tidak lepas dari tugas
pokok dan fungsi BKKBN. Ini terjadi karena dalam proses pendampingan, mulai
dari poses calon pengantin hingga pascapersalinan selalu terkait langsung
dengan pelayanan keluarga berencana, demikian Eni Gustina. (Tim Liputan)
Editor : Aan