KALBARNEWS.CO.ID
(MATARAM) - Kelompok Sadar Wisata Komunitas Pecinta Penyu Mapak (KP2M)
di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat yang merupakan binaan PT PLN (Persero)
telah melepasliarkan sebanyak 5.000 ekor tukik (anak penyu) ke laut sejak
Januari hingga pertengahan 2022. Senin (5 Desember 2022).Binaan PLN Di Mataram Lepasliarkan 5.000 Ekor Tukik Ke Laut
"Dari 8.000 lebih butir telur yang kami
tetaskan, sebanyak 5.000 ekor tukik telah berhasil dikembalikan ke
habitatnya," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata KP2M, H Awan.
Ia mengatakan kawasan konservasi penyu pantai
Mapak Indah, di Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, merupakan kawasan konservasi
yang mengusung konsep eduwisata pembelajaran tentang pelestarian habitat
kehidupan penyu yang sekaligus merupakan hewan yang dilindungi.
Kelompok Sadar Wisata KP2M Mapak Indah melaksanakan
program edukasi berupa pengenalan satwa penyu, membedakan antara reptil penyu,
kura-kura dan bulus, jenis-jenis kegiatan upaya penyelamatan telur penyu.
Selain itu, edukasi tentang siklus hidup dan cara
bertahan jenis-jenis penyu di dunia dan dampak sampah plastik yg mengancam
hidup penyu serta pengenalan langsung ke reptil sambil memberi makan penyu dan
melepasnya ke lautan.
H Awan menambahkan kini Pantai Mapak Indah tidak
hanya menyajikan wisata alam semata, tetapi juga ada wisata edukasi yakni penangkaran
penyu yang dapat menjadi alternatif wisata pendidikan.
"Kami memberikan pelayanan dan edukasi kepada
pengunjung untuk mengenali penyu," ujarnya.
Menurut dia, keterlibatan PLN Peduli menjadi titik
awal perkembangan pantai Mapak Indah dengan melengkapi dan membangun sarana
prasarana penunjang untuk kegiatan penangkaran dan penataan kawasan konservasi.
Untuk kurun waktu 2022 saja, kelompok KP2M
melakukan edukasi sebanyak 170 kali, dengan rata-rata kunjungan mencapai 1000
orang per bulan. Dari total kunjungan tersebut didominasi oleh anak-anak
sekolah dasar dan taman kanak-kanak.
H Awan menjelaskan antusias anak sekolah untuk
mengambil bagian tentang edukasi penyu sangat tinggi. Pengunjungnya pun tak
tanggung-tanggung berdatangan dari beberapa kabupaten di Pulau Lombok.
"Kami terus menerima kunjungan dari berbagai
sekolah yang ingin mempelajari tentang penyu. Dalam satu bulan saja ada 10
sampai 15 kali kunjungan, dengan jumlah pengunjung bisa sampai 100 orang per
sekolah. Dan untuk sekali kunjungan kami biasanya melepas minimal lima ekor
penyu," ucapnya.
Di samping itu, juga Kelompok Sadar Wisata KP2M
memiliki agenda rutin dengan beberapa komunitas, di antaranya komunitas pemandu
wisata (guide) Gili Trawangan, himpunan nelayan tanjung luar dan Pokdawis
Tanjung Luar, berupa pelepasan penyu ke lautan dengan jumlah paling sedikit 30
sampai 100 ekor penyu per kegiatan.
Dari data populasi, ada lima jenis penyu yang
terdapat di NTB, di mana tiga di antaranya ada di pantai Mapak Indah, yaitu
penyu hijau, penyu lekang dan penyu sisik.
H Awan juga berharap bisa mewujudkan museum penyu
dan gedung belajar untuk melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran bagi
masyarakat yang ingin mengenal penyu.
"Semoga ke depan Kota Mataram memiliki museum
penyu sebagai pusat edukasi tentang penyelamatan hewan yang dilindungi,"
katanya.
Sementara itu, Senior Manager Perizinan,
Pertanahan dan Komunikasi, PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, Otong
Sugiyono mengatakan pihaknya akan terus mendorong dan mewujudkan pembangunan
berkelanjutan yang telah dijalankan. Salah satunya di lokasi konservasi penyu
di pantai Mapak Indah.
"Untuk mendukung kegiatan eduwisata secara
berkelanjutan, PLN akan memberi dukungan sarana dan prasarana edukasi di area
kawasan sehingga dapat di manfaatkan oleh anak sekolah hingga mahasiswa yang
berada di Pulau Lombok nantinya," katanya. (Tim Liputan)
Editor : Aan