KALBARNEWS.CO.ID
(BALI) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan capaian
dana pandemi (pandemic fund) pada tahun ini menjadi bukti konkret G20 Bidang
Kesehatan di tengah ketegangan geopolitik global. Minggu (13 November 2022).
"Pandemic fund" Bukti Konkret G20 Di Tengah Ketegangan Geopolitik
"G20 untuk sebuah keputusan, harus mencapai
konsensus 100 persen dari seluruh negara. Kondisi geopolitiknya memang tidak
mudah saat ini, peluang mencapai konsensus ini memang sulit dalam kondisi
seperti saat ini," kata Budi Gunadi Sadikin dalam Konferensi Pers
Joint Finance Health Ministers Meeting (JFHMM) di Bali, Sabtu (12/11) malam.
Konflik bersenjata di Rusia dan Ukraina berikut
ketegangan antara negara-negara Barat dan Rusia, menurut dia, memicu ketegangan
geopolitik dunia yang turut menyulitkan negara-negara mencapai titik
temu/konsensus di berbagai forum internasional, termasuk pertemuan-pertemuan
G20.
Oleh karena itu, Menteri Kesehatan RI menilai pandemic fund yang disepakati oleh seluruh negara anggota G20 sebagai
keberhasilan karena situasi geopolitik dunia saat ini sangat sulit (extremely difficult).
Pada kenyataannya, kata Budi, G20 Bidang Kesehatan
mampu merealisasikan dana pandemi yang dipersiapkan sebagai bekal pandemi pada
masa depan.
Upaya Indonesia dalam menyikapi potensi pandemi
berikutnya, kata Budi, dengan memprioritaskan pengembangan laboratorium
kesehatan masyarakat di seluruh provinsi untuk melakukan surveillance agar patogen, bakteri, virus, maupun parasit bisa
diidentifikasi secara cepat.
Prioritas selanjutnya adalah mengajukan proposal
yang berhubungan dengan pengembangan bioteknologi karena sejumlah penyakit yang
berpotensi memicu pandemi lanjutan berasal dari organisme hidup.
Menurut Budi, upaya pengobatan terhadap pasien
pada masa depan perlu berdasar pada ilmu pengetahuan bioteknologi, seperti vaksin
berplatform mRNA.
"Investasi dalam hal-hal tersebut adalah yang
ingin kami usulkan," katanya.
Dana pandemi yang berhasil terkumpul per 24
Agustus 2022 melalui diplomasi Indonesia di G20 Bidang Kesehatan senilai lebih
dari 1,4 miliar dolar AS yang berasal dari komitmen 15 negara G20 dan tiga
lembaga filantropi.
Menurut Budi, nominal tersebut masih menyisakan
celah berkisar 10 miliar dolar AS untuk bekal pendanaan pandemi pada masa depan.
"Memang tidak harus didanai 100 persen dari pandemic fund. Ini bisa dilengkapi dari institusi yang telah memiliki
banyak dana dari bidang kesehatan lainnya," katanya.
Dalam pertemuan itu, sejumlah menteri keuangan dan
menteri kesehatan anggota G20 hadir secara langsung dan dalam jaringan, di
antaranya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Menteri Keuangan Amerika Serikat
Janet Yellen, Menteri Keuangan Afrika Selatan Enoch Godongwana, Menteri
Keuangan Rusia Anton Siluanov, Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Aljadaan,
Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers, dan Wakil Menteri China Dongwei Wan. (Tim Liputan)
Editor : Aan