KALBARNEWS.CO.ID
(BALI) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan
kerugian keuangan yang sangat besar akibat pandemi secara global mendorong
mandat G20 yang semula fokus pada isu ekonomi, bergeser ke masalah kesehatan. Minggu (13 november 2022).
Menkes: Kerugian KeuanganAakibat Pandemi Dorong G20 Pada Isu Kesehatan
"Pentingnya kerja sama antara Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Keuangan karena kami lihat selama 20 tahun terakhir
pandemi global mempunyai dampak keuangan yang sangat besar," kata Budi
Gunadi Sadikin dalam Konferensi Pers Joint Finance Health Ministers Meeting
(JFHMM) di Bali, Sabtu (12/11) malam.
Budi mencontohkan pandemi Flu Babi (H1N1) pada
tahun 2003 dampak ekonominya mencapai 50 miliar dolar AS, dan terulang lagi
pada tahun 2009 dengan nilai kerugian yang sama berkisar 50 miliar dolar AS.
Selain itu, pandemi Ebola pada tahun 2014 memiliki
dampak ekonomi 50 juta dolar AS.
"Kerugian ekonomi terbesar terjadi saat ini.
COVID-19 menyebabkan dampak ekonomi yang jauh lebih besar lagi," kata
Menkes.
Budi mengatakan bahwa G20 pada tahun 2008 semula
memiliki mandat untuk menyelesaikan permasalahan di sektor ekonomi. Sementara
itu, G20 saat ini lebih memperhatikan masalah kesehatan.
"Masalah kesehatan membawa dampak ekonomi
secara global. Ini berdampak pada adanya krisis ekonomi yang signifikan pada
hal lainnya," kata Budi.
Menurut Budi, frekuensi krisis kesehatan dalam
kurun beberapa bulan terakhir bergerak lebih sering. Misalnya, kemunculan cacar
monyet sebagai pandemi yang berskala kecil.
Untuk itu, Presidensi Indonesia di G20 tahun ini
fokus pada pembenahan arsitektur kesehatan global dengan mereplikasi arsitektur
keuangan global yang sebelumnya melahirkan Dana Moneter Internasional (IMF) dan
Bank Dunia.
Diplomasi Indonesia pada G20 tahun ini berhasil
membentuk dana pandemi (pandemic fund) sebagai bekal keuangan bagi negara-negara dalam
menghadapi pandemi berikutnya.
"Pandemic fund tidak secanggih arsitektur keuangan. Saya
punya pengalaman selama berpuluh tahun di keuangan, kami ingin pandemic fund seperti Bank Dunia, mereka punya mandat dan tata kelola
yang jelas," katanya.
IMF maupun Bank Dunia, kata Budi, tidak sama
dengan situasi di sektor kesehatan sehingga G20 memandang perlu pembentukan
arsitektur dan finansial kesehatan untuk merespons pandemi berikutnya.
Dana pandemi yang berhasil terkumpul per 24
Agustus 2022 melalui diplomasi Indonesia di G20 Kesehatan senilai 1,4 miliar
dolar AS yang berasal dari 15 negara G20 dan tiga lembaga filantropi.
Negara tersebut, di antaranya Komisi Eropa
(European Commission), Amerika Serikat, Italia, Indonesia, Tiongkok, Jepang,
Jerman, Kanada, Republik Korea, Uni Emirat Arab (UAE), Spanyol, Australia,
Singapura, Norwegia, dan Selandia Baru.
Tiga filantropi yang berkontribusi pada dana
pandemi, di antaranya Bill and Melinda Gates Foundation, Rockerfeller, dan
Wellcome Trust.
(Tim liputan)
Editor : Aan