KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Deputi Bidang Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN), Eni Gustina mengatakan pentingnya menghindari "Tiga
Terlambat" dan "Empat Terlalu" dalam mencegah kematian ibu. Rabu (23 November 2022).BKKBN: Cegah Kematian Ibu Hindari "Tiga Terlambat" dan "Empat Terlalu"
"Ini penyebabnya 'Tiga Terlambat' dan 'Empat
Terlalu'," kata Eni Gustina dalam seminar bertajuk "Pelibatan
Laki-laki dalam Meningkatkan Kesehatan Ibu (Percepatan Penurunan AKI)", di
Jakarta,
"Tiga Terlambat" adalah terlambat
memutuskan, terlambat mencapai tempat pelayanan kesehatan dan terlambat
mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Sementara "Empat Terlalu" adalah terlalu
muda melahirkan (usia ibu kurang dari 21 tahun), terlalu tua melahirkan (usia
ibu lebih dari 35 tahun), terlalu sering melahirkan (lebih dari dua anak), dan
terlalu dekat jarak kelahiran (jarak kelahiran kurang dari tiga tahun).
Eni Gustina mengatakan penyebab kematian ibu
umumnya adalah perdarahan, infeksi, dan eklampsia akibat hipertensi.
Dalam upaya mencegah kematian ibu, kata Eni, perlu
keterlibatan laki-laki, dalam hal ini suami.
Ia mengatakan dalam mengatasi "Empat
Terlalu" juga dibutuhkan peran laki-laki.
Terkait hal ini, BKKBN memiliki beberapa
kebijakan, yakni melibatkan dalam perencanaan keluarga melalui Program Genre,
memiliki konselor remaja, partisipasi laki-laki dalam membuat keputusan ber-KB,
pemilihan KB setelah persalinan, dan kesertaan dalam KB laki-laki, jika keadaan
istri tidak memungkinkan untuk ber-KB.
"Saat mengedukasi warga, kami selalu
mengingatkan kalau bapak tidak mau ber-KB, tidak apa-apa. Tapi, tolong didukung
istrinya agar menggunakan kontrasepsi. Jangan dia (suami) tidak mau, istrinya
pun dilarang," katanya.(Tim Liputan)
Editor : Aan