Doa Bersama Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur |
Menurutnya,
tidak ada pihak manapun yang menginginkan terjadinya peristiwa mengenaskan itu.
Yang terpenting menurutnya, pemerintah telah membentuk tim gabungan pencari
fakta untuk mengusut kasus tersebut.
Hal tersebut
disampaikanya pada saat menghadiri doa bersama dalam rangka mendoakan korban
tragedi Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur yang dilaksanakan oleh Polres
Kubu Raya dan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya di Aula Kantor Bupati Kubu Raya
pada hari Jumat (7 Oktober 2022).
“Saat ini
bukan waktunya lagi kita untuk saling menyalahkan. Sekarang sudah dibentuk tim
pencari fakta oleh presiden. Maka kita serahkan sepenuhnya kepada tim pencari
fakta. Sekali lagi saya ingin tegaskan, bukan waktunya lagi untuk kita saling
menyalahkan,” ajak Sujiwo.
Sujiwo
menyebut tragedi Kanjuruhan sebagai tragedi nasional. Sebab peristiwa tersebut
memberikan kesedihan mendalam kepada seluruh rakyat Indonesia. Bahkan, tragedi
Kanjuruhan menjadi atensi dunia internasional. Peristiwa tersebut, kata dia,
terjadi secara spontanitas dan di luar dugaan hingga menelan korban jiwa yang
sangat banyak.
“Tentunya
ini menjadi pembelajaran dan pengalaman untuk kita semua. Ini menjadi
pengalaman berharga termasuk bagi kita yang di daerah, ketika akan
menyelenggarakan turnamen maupun kejuaraan sepak bola, tentunya itu menjadi
pengalaman berharga. Cukup di Kanjuruhan saja ada korban yang besar,” ucapnya.
Terkait doa
bersama, Sujiwo mengapresiasi Kepolisian Resor Kubu Raya yang telah menggelar
kegiatan tersebut. Menurutnya, doa bersama menjadi wujud empati semua pihak
terhadap mereka yang menjadi korban.
“Kita
bersama-sama memanjatkan doa agar semoga semua korban meninggal diterima
seluruh amal ibadahnya dan ditempatkan di sisi-Nya yang terbaik. Semoga
keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan mereka yang mengalami luka
diberikan kesembuhan,” ucapnya.
Sementara
itu Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kubu Raya AKBP Jerrold H.Y. Kumontoy
menyatakan rasa prihatinnya atas tragedi Kanjuruhan. Ia menyebut hal itu
menjadi pembelajaran bagi semua pihak termasuk Kepolisian Republik
Indonesia.
“Apa yang
sudah terjadi, kami pun dari kepolisian turut prihatin dan berduka sedalam-dalamnya.
Semoga semua ini menjadi pembelajaran kepada siapapun termasuk kami dari
Polri,” ucap Jerrold.
Dalam
konteks Kabupaten Kubu Raya, Jerrold menegaskan komitmen pihaknya untuk selalu
mendukung setiap pelaksanaan kegiatan olahraga khususnya pertandingan sepak
bola di daerah. Ia mengungkapkan anggotanya selalu memberikan pendampingan dan
keamanan dalam setiap pertandingan yang digelar di berbagai kecamatan di Kubu
Raya.
“Jadi kami
dari Polres Kubu Raya berpesan untuk selalu menjaga nilai-nilai sportivitas.
Jangan melakukan tindakan-tindakan yang di luar dari yang semestinya, sehingga
semua kegiatan terkait olahraga dapat berjalan dengan baik,” ajaknya.
Tragedi
Kanjuruhan terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur, seusai
pertandingan sepak bola antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC pada 1
Oktober lalu. Tragedi tersebut menewaskan 131 pendukung sepak bola Arema FC
termasuk 35 anak-anak dan 2 anggota kepolisian. (rio/tim liputan).
Editor :
Heri