Dewan Pers Bersama BRI Gelar Pelatihan Jurnalisme Perbankan |
Hal tersebut
disampaikan Wakil Ketua Dewan Pers, Muhammad Agung Dharmajaya dalam pelatihan
jurnalistik 'BRI Media Engagement Jurnalisme Perbankan Di Era Transformasi' di
Hotel Grand Mercure Medan pada hari Jumat (7 Oktober 2022).
“Informasi
bisa salah, bisa bohong. Tapi, berita tidak boleh salah. Berita yang benar itu
dalam prosesnya jelas, dari proses mengolah sampai menyajikan, sehingga
hasilnya benar-benar akurat," ujar Wakil Ketua Dewan Pers Muhammad Agung
Dharmajaya.
Pelatihan
yang diselenggarakan Dewan Pers bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI)
ini dibuka oleh Regional CEO BRI Medan Budhi Novianto.
Saat
menyampaikan materinya bertema 'Engagement Pemberitaan di Era Konvergensi
Media', Muhammad Agung Dharmajaya mengungkapkan banyaknya berita yang
bulat-bulat dari rilis Humas, tanpa mengedit atau mengkonfirmasi lagi.
“Hasilnya
hampir semua media, khususnya online menyajikan dalam bentuk yang sama, baik
isi bahkan lead. Hanya dibolak-balik saja, dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tak banyak perubahan,” terangnya.
Agak berbeda
dengan media cetak, lanjut Muhammad Agung Dharmajaya, yang masih longgar
waktunya sehingga bisa melakukan konfirmasi atau paling tidak menulisnya agak
berbeda dari rilis yang diberikan pihak Humas.
“Itupun
terkadang masih sama, kecuali melakukan investigasi khusus. Untuk berita
investigasi, saat ini jarang terjadi kecuali majalah. Kini banyak sekali media
online, kalau penyajian beritanya beragam alangkah baiknya,” tuturnya.
Muhammad
Agung Dharmajaya menambahkan, hal yang sering dilanggar wartawan adalah tidak
melakukan kegiatan jurnalistik dan tidak menggunakan credible source.
“Kerja
jurnalistik bukan kerja Humas, pastikan harus konfirmasi lagi,” tegasnya.
Dia
menyebut, wartawan kerap kali memanfaatkan media sosial sebagai sumber berita.
Padahal, menelan bulat-bulat informasi dari media sosial beresiko terhadap
akurasi berita yang disajikan.
Saat ini,
ada 401 kasus pengaduan beragam yang diterima Dewan Pers. Dari jumlah itu, 286
kasus selesai ditangani dan 115 kasus dalam proses. “Platform pengaduan 99
persen dari media online,” ucapnya.
Pelatihan
jurnalistik Dewan Pers-BRI ini juga menghadirkan pembicara Komisi Hubungan
Antar Lembaga Dewan Pers Totok Suryanto, Regional Operation Head BRI Medan
Barkah Mulyatno dan Wapemred Kontan Titis Nurdiana yang fokus membahas industri
perbankan.
Komisi
Hubungan Antar Lembaga Dewan Pers Totok Suryanto mengatakan, tugas Dewan Pers
menegakkan martabat. Modal pers itu profesional dan trust atau kepercayaan.
“Kalau mau
konfirmasi, bekerjalah secara profesional dan beretika,” katanya.
Media,
lanjut Totok, harus profesional dan dipegang oleh orang-orang yang profesional
juga.
“Kode etik
itu cuma satu, hati nurani,” ungkapnya.
Titis
Nurdiana, Wapemred Kontan menegaskan, membuat berita perbankan harus dengan
data yang akurat. Pasalnya, berita tanpa data bisa berakibat bank menjadi rush
atau nasabah ramai-ramai menarik dananya dari bank, dan pada akhirnya ekonomi
menjadi terganggu.
“Meskipun
dengan data, tapi tetap menggunakan hati nurani, kalau berita ini dibuat efek
ke publik seperti apa,” jelasnya.
Regional CEO
BRI Medan Budhi Novianto mengatakan, insan pers sangat mendukung kinerja
perbankan. Di tengah gempuran digital yang mengubah gaya hidup masyarakat, bank
dituntut untuk melakukan terobosan.
Begitupun
BRI yang meluncurkan aplikasi digital. Regional BRI Medan yang mencakup
Sumatera Utara, terus mendukung kemudahan akses perbankan seperti realisasi
Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Per Agustus
2022, KUR BRI mencapai Rp 8 triliun, dari target tahun 2022 sebanyak Rp13
triliun. Pinjaman KUR dari Rp25 juta sampai Rp250 juta. “Semua KUR itu untuk pinjaman
UMKM,” tutur Budhi.
Dia
menambahkan, pinjaman Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) cukup baik
pengembaliannya, dimana Non Performing Loan (NPL) cukup rendah dibawah 2
persen. (Sumber : Jaringan Media Siber Indonesia).
Editor :
Heri