Aplikasi Rekrutmen Digital KUPU Prediksi Indonesia Terancam Krisis Tenaga Kerja Pada 2023

Editor: Redaksi author photo

Aplikasi Rekrutmen Digital KUPU Prediksi Indonesia Terancam Krisis Tenaga Kerja Pada 2023

KALBARNEWS.CO.ID (
JAKARTA) -- KUPU (www.kupu.id), platform berbasis AI yang mempertemukan para pencari kerja dengan pemberi kerja melalui profil berbasis keterampilan yang dinamis, memperkenalkan rancangan untuk mengatasi isu penting di Indonesia, yaitu krisis pekerja terampil. Senin (11 Oktober 2022).

Mengatasi Kesenjangan Keterampilan

Sebuah studi dari McKinsey menyebutkan telah terjadi krisis keuangan global akibat berkurangnya 85,2 juta pekerja terampil. Kondisi yang sama juga terjadi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya pekerja terampil di sejumlah industri besar, seperti manufaktur, keuangan, dan teknologi. Akibatnya, diprediksi Indonesia akan mengalami kerugian sebesar US$442,62 miliar. Krisis ini juga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 19%.

Kesenjangan keterampilan merupakan salah satu faktor di balik krisis tenaga kerja ini. Pada 2023, hampir sebanyak 17,2 juta orang Indonesia akan membutuhkan pelatihan keterampilan digital untuk mengejar ketertinggalan perkembangan tekonologi.

Hasil penelitian internal yang dilakukan KUPU juga menunjukkan bahwa sektor yang paling rentan dan berisiko dari kurangnya pekerja terampil adalah hospitality dan ritel. Karena itu, aplikasi KUPU berkomitmen untuk membantu meningkatkan keterampilan para pekerja melalui KUPU Academy. Saat ini, sudah tersedia lebih dari 700 modul pembelajaran dengan berbagai topik, baik keterampilan teknis, seperti meningkatkan keterampilan berkomu­nikasi, maupun nonteknis, seperti bagaimana menjadi barista.

Modul-modul pembelajaran ini merupakan langkah aktif yang dilakukan KUPU untuk meminimalkan kesenjangan keterampilan di bursa tenaga kerja saat ini, khususnya di Indonesia.

Andry The, Chief Information Officer KUPU, mengatakan, "Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, masih banyak hal yang harus dilakukan di tempat kerja agar pertumbuhan ini terus berlanjut. Program pemerintah dalam menyiapkan Indonesia untuk menghadapi era industri 4.0 menunjukkan pendekatan visioner pemerintah untuk mengamankan posisi Indonesia secara global sebagai negara yang baru berkembang dengan banyak tenaga kerja yang belum berpengalaman. Dengan demikian, investasi dari sektor swasta dalam bidang pelatihan keterampilan dapat membantu orang-orang mempersiapkan masa depan pekerjaan mereka dan menutup kesenjangan keterampilan digital."]

Menjalin Kerja Sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta (DIKNAS DKI) dan Bursa Kerja Khusus (BKK)

KUPU telah menggelar acara "Edutainment Career Day" sebagai bentuk kerja sama dengan DIKNAS DKI dan BKK, serta 574 sekolah menengah kejuruan (SMK) di area Jabodetabek.

KUPU mengajak para pelajar untuk berpartisipasi dalam sesi pelatihan, aktif melamar kerja, dan mengikuti wawancara pada bursa kerja tersebut. Saat ini, aplikasi KUPU telah digunakan lebih dari satu juta pengguna dan 70.000 pemberi kerja yang membuka kesempatan kerja untuk perusahaan mereka.

"Kami menyadari adanya isu ketidakmerataan akses digital dan kesenjangan keterampilan. Kerja sama kami dengan DIKNAS DKI dan BKK bertujuan untuk menyelesaikan isu pengangguran dan mengurangi kesenjangan yang ada. KUPU, sebagai platform, pada acara "Edutainment Career Day", menyediakan akses kepada semua orang untuk mengikuti sesi pelatihan, wawancara kerja di lokasi, serta aktivitas lain yang dirancang khusus oleh perusahaan terkemuka dan para ahli. Selain itu, dengan lebih dari 700 modul pembelajaran yang dapat diakses dengan mudah di KUPU Academy, kami percaya para pencari kerja akan mendapatkan pengetahuan yang relevan sehingga meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan impian mereka. Hal ini juga dapat mengurangi kesenjangan keterampilan tersebut," ujar Andry.

Ke depannya, KUPU akan bekerja sama dengan lebih banyak perusahaan dan juga ahli untuk mengatasi kesenjangan keterampilan, serta memastikan setiap orang memiliki akses yang sama dalam proses mencari pekerjaan. (Tim Liputan).

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini