![]() |
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono Saat Rakornas BUMD |
Menurutnya,
BUMD yang nantinya akan dibentuk itu bergerak di sektor pangan dan persampahan
serta sektor-sektor lainnya yang bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang dikelola langsung oleh BUMD tersebut, misalnya pengelolaan tempat
rekreasi, sarana olahraga dan sebagainya.
"Jadi
kehadiran BUMD ini diharapkan lebih fleksibel dan yang terpenting menguntungkan
bagi pemasukan daerah," ujarnya.
Kehadiran
BUMD yang menaungi beberapa sektor usaha ini tujuannya agar lebih fleksibel
sekaligus menggali potensi-potensi pemasukan bagi daerah. Sebagai gambaran,
lanjut Edi, misalnya berkaitan pangan, yang mana BUMD tersebut nantinya
menangani sektor usaha pangan yang fungsinya juga sebagai pengendali inflasi.
"Jadi
kalau harga komoditas pangan naik, kita bisa membuat operasi pasar melalui BUMD
itu," ungkapnya.
Peran BUMD
tersebut juga menampung hasil-hasil pertanian langsung dari petani. Bahan-bahan
pokok lainnya yang berpotensi mengakibatkan inflasi, seperti beras, bawang,
cabai, minyak goreng dan sebagainya juga menjadi sasaran BUMD dalam menjaga
stabilitas harga kebutuhan pokok.
"Kehadiran
BUMD ini menjadi penyeimbang gejolak
harga di pasaran. Selain itu juga BUMD ini mengakomodir persoalan persampahan,
pelabuhan, pengelolaan ruang rekreasi dan lainnya," terang Edi.
Terkait
Rakornas yang membahas tata kelola BUMD, ia mendukung penuh kegiatan itu agar
kehadiran BUMD bisa berkontribusi bagi kemajuan daerah melalui PAD yang
diperoleh. Tidak sedikit BUMD-BUMD yang dinilai tidak efisien dan tidak efektif
sehingga mengalami inefisiensi dan merugi. Hal ini pula yang menjadi fokus
dalam seminar yang digelar Kemendagri dan KPK.
Dalam
pembahasan rakornas tersebut juga disebutkan bahwa apabila dalam sebuah BUMD
terdapat unsur penyalahgunaan wewenang, penyalahgunaan manajemen, maka akan
diteruskan kepada aparat penegak hukum.
"Sebaliknya,
jika sudah sesuai aturan, maka BUMD itu akan dilakukan pembinaan yang ketat
supaya BUMD sehat dalam tata kelolanya," pungkasnya. (tim liputan).
Editor :
Heri