![]() |
Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah PWNU Kalbar, KH. Nasiruddin, M.Si |
Hal ini
disampaikan KH. Nasiruddin, M.Si selaku Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah PWNU
Kalbar dalam pembukaan acara Webinar Pra Konferwil PWNU Kalbar VIII series #3
dengan tema Pesantren Sebagai Benteng Islam Aswaja an-Nahdliyah di Kalimantan
Barat, yang digelar Lembaga Ta’lif Wan Nasyr (LTN) PWNU Kalbar, Kamis, 30/6
pagi melalui platform Zoom Meeting.
“Setidaknya
terdapat 3 ciri utama yang menjadi ruh pondok pesantren yakni Pertama keilmuan
dimana pesantren menjadi wadah bagi kaderisasi para ilmuan yang luar biasa, yang
siap berperan dimasyarakat,” terang Kyai Muda ini.
Kedua,
transmisi serta sanad keilmuan dimana setiap pondok pesantren memiliki sanad
keilmuan yang jelas dengan standar yang tinggi.
Ketiga,
mengkaji Kitab kuning. Hal ini menjadi pilar utama dari sebuah pondok
pesantren. Karena tidak semua orang mampu membaca dan mengkaji kitab kuning
sebagai khazanah keislaman dari nusantara hingga dunia.
“Salah satu
tujuan utama pesantren adalah sebagai lembaga tafaqqahu fiddin yakni upaya
serius mendalami ilmu-ilmu agama serta mendalami pendidikan etika. Selain itu
pesantren juga dijadikan sebagai lembaga wadah kaderisasi ulama dan selanjutnya
pesantren juga mencetak santri dan pemimpin yang bertakwa,” ungkapnya.
Pengasuh
Ponpes Nurul Amin Kubu Raya ini mengemukakan bahwa pesantren setidaknya
memiliki beberapa kelebihan diantaranya di pesantren terjadi transformasi ilmu
pengetahuan sehingga banyak disiplin ilmu yang kemudian dikembangkan.
Selain itu
menurutnya, pesantren juga mengajarkan pentingnya pengamalan ilmu dalam
keseharian serta mengajarkan nilai-nilai disiplin. Di pesantren juga diharapkan
dapat melahirkan orang-orang pilihan.
Ia juga
mengatakan bahwa ada empat langkah merawat sistem pesantren. Pertama, pesantren
hendaknya mendidik menjadi pembaca, pecinta dan ahli al-Quran. Kedua pesantren
diharapkan mampu membersihkan hati dan jiwa. Ketiga pesantren senantiasa
mengajarkan kitab kuning, serta keempat pesantren diharapkan senantiasa
mengajarkan hikmah kebijaksanaan.
Sebagai
benteng ASWAJA an-Nahdliyah, pesantren hendaknya memiliki 4 syarat yakni
Ruhuddin (Semangat memperkuat agama dan Batin, Ruhul Wathaniah (semangat
kebangsaan dan cinta NKRI), Ruhut at-Ta’abudiyah (menghargai perbedaan), serta
Ruhul Insaniyah (Semangat Kemanusiaan). (tim liputan).
Editor : Heri