KALBARNEWS.CO.ID (PAMEKASAN) – Songkok batik tulis Madura, laris di
pasaran menjelang Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah, sejak Pemkab
Pamekasan mengeluarkan surat edaran masyarakat merayakan Lebaran dengan busana
batik tulis hasil produk warga setempat.Songkok Batik Tulis Madura Laris Jelang Lebaran
Menurut pedagang songkok batik tulis Madura di Pamekasan Tabri Syaifullah
Munir banyaknya pembeli songkok batik tulis ini, karena kini batik sangat
diminati masyarakat.
Bahkan di Kabupaten Pamekasan, Bupati Baddrut Tamam menginstrusikan kepada
semua aparatur Sipil Negara (ASN) agar menggunakan baju dan sarung batik tulis.
“ Banyaknya warga yang menggunakan songkok batik tulis di Pamekasan ini
mungkin karena efek dari kebijakan Bupati Pamekasan,” kata Tabri.
Pemkab beralasan, kebijakan itu juga untuk membantu para perajin batik
tulis, mengingat batik merupakan hasil kerajinan masyarakat lokal di wilayah
itu.
Untuk satu buah songkok batik tulis, harganya kini mencapai Rp60.000 ini
untuk berbagai ukuran.
“Kalau belinya banyak, atau dijual lagi, harganya beda. Harga RP60.000 ini
untuk harga eceran. Harga Partai lain lagi,”kata Tabri.
Selain warga lokal Madura, pesanan songkok batik tulis Pamekasan juga
banyak dari luar Madura, seperti Malaysia juga banyak yang memesan songkok yang
memesan songkok batik tulis pamekasan itu.
Kabupaten Pamekasan merupakan satu dari empat kabupaten di Pulau Madura,
Jawa Timur yang sebagian bergantung pada penghasilan usaha batik tulis. Jumlah
perajin batik tulis di kabupaten itu tersebar di 38 sentra batik, dengan jumlah
933 unit usaha, dan 6.526 orang yang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha
kreatif ini.
Nilai ekonomi usaha batik, menurut Bupati Baddrut Tamam, menyumbang satu
hingga dua persen dalam sektor industri, atau lebih dari sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan yang mencapai 35.66 persen yang menempati posisi
pertama.
Kemudian posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran
dengan kontribusi sebesar 19,61 persen dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor
konstruksi dengan kontribusi sebesar 10,12 persen.
Industri batik di Pamekasan juga memiliki kaitan erat dengan beberapa
program kerja yang sedang dijalankan bupati, seperti industri kreatif yang
menurutnya relevan pada era industri 4.0 maupun dengan program wirausahawan
baru, serta beberapa program lainnya.
Pemkab Pamekasan berupaya mendorong berkembangnya industri batik di
Kabupaten Pamekasan dengan melakukan pembinaan, peningkatan sumber daya manusia
(SDM) dan pengembangan alat bantu berupa teknologi, dan upaya memperluas akses
pemasaran melalui kegiatan promosi sistemik.
Kebijakan pemkab Pamekasan untuk menguatkan rasa memiliki dan bangga akan
hasil produk lokal para pembatik itu termasuk imbauan semua mobil dinas di
masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) punya motif batik tulis
Pamekasan. (Tim Liputan)
Editor : Aan