Pengetahuan Masyarakat Tentang Stunting Masih Lemah, Perlu Penguatan Kader PLKB

Editor: Redaksi author photo

KALBARNEWS.CO.ID (SAMBAS) - Pelaksana Tugas (Plt) Camat Pemangkat, Hajibi mengatakan diperlukan bantuan kader di setiap desa dalam upaya penurunan angka stunting di Pemangkat. Menurutnya salah satu penyebab terjadinya stunting dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang stunting.

"Petugas PLKB di Pemangkat terbatas. Sehingga untuk sosialisasi penurunan stunting harus dibantu oleh para kader yang ada disetiap desa," ujar Plt Camat Pemangkat Hajibi, saat sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan Stunting bersama mitra di Pemangkat pada hari Minggu (8 Mei 2022).

Ia optimis, jika kesemuanya bekerja bersama. Angka stunting di Pemangkat bisa turun. Iapun tak menutupi, temuan stunting masih ada di Pemangkat. Hal itu terjadi akibat kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya stunting.

Apabila semua masyarakat paham dengan informasi bahaya stunting. Ke depan temuan stunting di Pemangkat akan nihil. Di Pemangkat sendiri, lanjut dia dalam upaya penurunan angka stunting sudah dilakukan. Caranya dengan melakukan pemberian bantuan stimulan pada anak yang stunting berupa susu dan makanan bergizi lainnya.

"Saat ini, tinggal dikuatkan sosialisasi stunting agar menyeluruh ditataran masyarakat," ujarnya.

Di tempat sama Kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sambas, Utami Sri Andayani mengungkap angka stunting di Kabupaten Sambas 32,06 persen. Intruksi presiden semua daerah diminta untuk menurunkan stunting diangka 14 persen pada 2024 mendatang.

Artinya, Kabupaten Sambas masih memiliki waktu dua tahun bekerja menurunkan angka stunting di 14 persen. Ia melanjutkan Dinas KB Sambas di akhir 2021 lalu sudah melakukan pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK). 

Jumlahnya 458 TPK dengan total personel mencapai 1445 petugas tersebar di 193 desa di Kabupaten Sambas. Malahan sekarang, pembentukan TPK sudah dilakukan hingga tingkat desa dan kecamatan.

"Mereka sekarang sudah dalam pemberian orientasi. Setelah orientasi mereka akan melakukan pendampingan. Sasarannya calon pengantin, ibu hamil, kemudian ibu nifas dan balita," ujarnya.

Dalam TPK ada tiga orang. Terdiri dari bidan, tenaga PKK dan kader KB. Nantinya tim ini bertugas mendampingi keluarga yang beresiko stunting.

Pelaksana tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat, Muslimat mengatakan berdasar angka stunting nasional, Kalbar berada di angka 29,8 persen. Sedangkan Kabupaten Sambas berada di angka 32,6 persen.

Di 2024, angka stunting harus turun 14 persen. Tentu ini bukan kerja mudah. Butuh kerjasama dan kolaborasi dari semua pihak buat menurunkan angka stunting ini.

"Saya percaya jika kesemuanya bekerja bersama, target 14 persen angka stunting turun bisa diraih," ujarnya optimis.

Dikegiatan ini, ia ingin memberi pengetahuan masyarakat tentang program Bangga Kencana. Salah satunya menghindari anak terlahir stunting.

Anggota DPR RI Komisi IX Alifuddin memberikan pencerahan tentang stunting pada peserta. Dalam pencegahan stunting masyarakat mesti paham tentang stunting ini. 

Bisa dimulai dari hulunya. Informasi stunting bisa diberikan pada para remaja, kemudian para calon pasangan suami istri. Asupan bergizi juga harus diberikan saat ibu tengah hamil dan setelah melahirkan. Jika semuanya dijalankan, tentunya Kalbar akan terhindar dari stunting. (ian/tim liputan).

Editor : Heri K

Share:
Komentar

Berita Terkini