![]() |
Libatkan Tokoh Masyarakat Dan Tokoh Agama Dalam Menurunkan Stunting Di Selakau |
Hal tersebut
disampaikan Camat Selakau Alfianra saat sosialisasi program Bangga Kencana dan
percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja di Selakau pada hari Selasa
(10/5) lalu.
“Dalam upaya
penurunan stunting di Selakau tak bisa dilakukan oleh pemerintah sendirian butuh
kolaborasi. Makanya dalam percepatan penurunan stunting, saya juga melibatkan
para tokoh masyarakat dan tokoh agama," ujar Camat Selakau Alfianra.
Kecamatan
Selakau, juga sudah melakukan beberapa intervensi dalam upaya menurunkan
stunting. Di akhir tahun lalu, Pendataan Keluarga sudah dilakukan. Kata dia
data ini akan digunakan sebagai bahan dasar menindaklanjuti persoalan
stunting.
Kecamatan
Selakau juga sudah membentuk Tim Pendamping Keluarga sebanyak 24 tim dengan
total 59 orang anggota. Kemudian Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)
tingkat Kecamatan Selakau juga sudah dibentuk. Total 11 tim terdiri dari Camat,
termasuk melibatkan para tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Menurutnya, dengan
berkolaborasi pergerakan akan semakin efektif.
Tak hanya
itu, ia juga berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dengan
menggali potensi alam yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan
pendapatan menurutnya memiliki korelasi terhadap penurunan stunting. Dengan
memiliki materi masyarakat dapat membeli makanan bergizi. Sehingga bisa
terhindar dari stunting.
Camat
Selakau Alfianra menambahkan, dalam waktu dekat. TPK juga bakal turun melakukan
sosialisasi. Sasarannya para pasangan pengantin yang bakal menikah.
Di tempat
sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sambas, Hendy Wijaya mengungkap,
stunting bisa diturunkan dengan intervensi dari hulu. Sasarannya adalah para
pasangan yang akan menikah.
Dengan
melakukan intervensi dari hulu. Ke depan pengulangan penanganan orang yang
sudah terkena stunting bakal berkurang. Iapun meminta pada tim penanganan
stunting buat mensosialisasikan ini kepada masyarakat di Selakau.
Ia
melanjutkan bagi perempuan yang bakal menikah. Sudah seharusnya cegah anemia.
Caranya dengan mengkonsumsi obat penambah darah selama 90 hari dengan setiap
harinya mengkonsumsi satu tablet obat penambah darah.
Ia juga
minta para remaja tidak melakukan diet sembarangan. Apalagi sampai tidak makan
hanya untuk mendapatkan tubuh yang kurus. Menurutnya diet seperti ini salah.
Sebab bisa menyebabkan para remaja kekurangan gizi dan anemia. Jika dilakukan
seperti ini hingga menikah. Saat bayi lahir akan bahaya karena berpotensi
memicu stunting. "Saya minta para kader sosialisasikan pada masyarakat
tentang asupan gizi yang baik," ujarnya.
Pelaksana
Tugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi
Kalimantan Barat Muslimat mengatakan Kabupaten Sambas menempati urutan ke empat
stunting di Provinsi Kalimantan Barat. Paling tinggi adalah Sintang, Melawi,
Kapuas Hulu dan Sambas.
Dengan
adanya kegiatan sosialisasi penurunan stunting di Sambas. Ia berharap dapat
memberi pemahaman pada masyarakat tentang bahaya stunting.
Dari
informasi yang ia dapat di Tim Satgas Stunting Kabupaten Sambas. Beberapa
indikasi penyebab stunting terjadi. Pertama kemiskinan, lingkungan dan
sanitasi. Mudah-mudahan adanya bantuan Tim Satgas Penanganan Stunting, angka
stunting di Sambas bisa turun. Dari yang saat ini 32,6 persen. Di 2024
mendatang dapat turun hingga 14 persen sesuai instruksi presiden.
Anggota DPR
RI Komisi IX Alifudin mengatakan, dalam upaya penurunan stunting ia mensuport
penuh dalam sisi program dan anggaran. Ia juga akan mengawal tiap program
ditataran pusat sehingga jalannya program di masyarakat tak terkendala.
Untuk
stunting, temuan kasusnya masih banyak ditemukan di Provinsi Kalimantan Barat
"Perlu
keterlibatan semua pihak untuk menurunkan stunting ini," tandasnya. (tim
liputan).
Editor :
Heri