![]() |
TA Tim Satuan Tugas Penanganan Stunting Kabupaten Sambas, Mustain |
Faktor
kemiskinan, lingkungan dan sanitasi diduga penyebab stunting di Sambas, Namun
kepastian dugaan terjadinya stunting baru bisa diketahui setelah dilakukan
audit stunting.
"Tugas
saya melakukan intervensi penurunan stunting di Kabupaten Sambas. Ada 19
Kecamatan jadi tanggung jawab saya. Tentunya saya akan bersinergi dengan Pemda
Sambas dalam upaya menurunkan angka stunting," ujar Mustain pada hari Selasa
(9 Mei 2022).
Saat ini,
Tim Satuan Tugas Penanganan Stunting bentukan BKKBN Provinsi Kalbar sudah
terstruktur kepengurusannya. Sebagai tahap awal, ia sudah mulai melakukan koordinasi
dengan beberapa dinas di Sambas. Rencana dalam waktu dekat dia juga akan
bertemu Wakil Bupati Sambas yang juga sebagai Ketua Satgas Penanganan Stunting.
Menurutnya,
ada beberapa indikasi kasus stunting di Sambas. Pertama kemiskinan, lingkungan
dan sanitasi. Tiga hal ini menjadi pemicu stunting.
Namun ia
belum berani memastikan penyebab stunting di Kabupaten Sambas. Sebab dalam
penentuannya perlu dilakukan penelitian dan berbagai tahapan. Setelah
kesemuanya dilakukan barulah bisa disimpulkan melalui audit stunting bersama
beberapa pihak.
Sebagai TA
di Kabupaten Sambas. Ia juga akan mengumpulkan data-data temuan stunting di 19
Kecamatan ini. Koordinasi dengan ujung tombak yaitu Tim Pendamping Keluarga,
PKB, PLKB dan petugas lapangan akan dijalankan. Mudah-mudajan kerja bersama ini
bisa menurunkan angka stunting di Sambas pada 2024 dengan target presiden 14
persen.
Kepala Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Sambas, Hendy Wijaya menyambut baik dengan terbentuknya
Satgas Penurunan Stunting dari BKKBN Provinsi Kalbar.
Dengan
adanya TA penanganan stunting, akan dapat memberi banyak masukan dan pandangan
bagi pemerintah dalam upaya dan langkah apa yang harus dilakukan buat
menurunkan angka stunting di Sambas. (ian/tim liputan).
Editor :
Heri