Bina Calon Pengantin, Upaya Tekan Angka Stunting Di Kecamatan Pontianak Kota |
Ahmad
Sudiyantoro meminta lurah dan puskesmas setempat untuk terus memantau kasus
tersebut dan segera memberikan tindakan.
Hal tersebut
disampaikanya usai memberikan sambutan kegiatan Rembuk Stunting Kecamatan Pontianak
Kota di Hotel Maestro Pontianak pada hari Jumat (27 Mei 2022).
“Agar turut
menekan angka stunting di tingkat kota,” ujarnya.
Ahmad
kemudian menceritakan kasus yang dia temukan di lapangan, misalnya, kedua
remaja yang menikah namun melahirkan anak yang terdeteksi stunting. Oleh karena
itu, dia menilai perlunya juga pembinaan terkait stunting kepada pasangan
pranikah.
“Padahal
secara ekonomi sudah mapan dari kedua belah pihak. Tapi kenapa bisa terjadi
kasus tersebut, karena penting juga dibina sejak sebelum menikah,” tuturnya.
Mengantisipasi
terjadinya kasus yang sama, Ahmad menyebut Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak
telah menyiapkan rencana aksi untuk menekan angka stunting. Dia berharap,
adanya upaya yang realistis.
“Mudah-Mudahan
di kegiatan ini kita mendapatkan hasil yang maksimal,” tutup dia.
Kepala Dinas
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak, Multi Juto Bhatarendro
menyampaikan, salah satu bentuk penanganan stunting di Indonesia adalah dengan
pembentukan tim di tingkat kelurahan. Dia memaparkan, rencana aksi percepatan
penurunan stunting di Kota Pontianak harus segera dilaksanakan untuk mencapai
hasil yang baik.
“Sekarang
tim audit sedang bergerak. Pada pendataan tahun 2021, ada yang namanya keluarga
berisiko stunting. Di situ kelihatan, mana keluarga yang berisiko,” terang dia.
Multi
mengajak seluruh pihak yang tergabung dalam tim percepatan penurunan stunting
untuk berinovasi. Salah satunya, dia memberi contoh inovasi yang dilakukan
Kelurahan Pal Lima dalam menurunkan stunting dengan konsumsi daun kelor.
“Inovasi
Kelurahan Pal Lima kemarin dengan daun kelor. Terbukti menurunkan 50 persen
stunting di sana. Ini bisa ditiru kelurahan yang lain,” sambungnya.
Ada tiga
sektor yang menurut Multi memiliki urgensi untuk segera intervensi. Ketiga
sektor itu adalah calon pengantin, ibu hamil dan bayi balita.
“Saya paling
khawatir itu calon pengantin. Selain sisi spiritual, sisi fisik menjadi calon
pengantin juga tak kalah penting. Karena kualitas fisik menentukan calon bayi
kedepan,” lanjutnya.
Multi
berharap, kedepan tidak ada lagi penambahan kasus stunting di Kota Pontianak.
Pihaknya akan memberikan hadiah kepada tim yang mampu menurunkan angka stunting
sampai ke angka nol.
“Kalau bisa
zero stunting. Akan ada hadiah kepada tim yang bisa menekan angka stunting
menjadi nol,” pungkasnya. (tim liputan).
Editor : Heri