![]() |
PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung transisi energi |
Pemanfaatan
kompor induksi memiliki beragam keunggulan dan manfaat yang dapat dirasakan
masyarakat dan negara.
PLN
merekomendasikan penggunaan kompor induksi di dapur rumah tangga karena lebih
aman, praktis, efisien dan nyaman.
Hal tersebut
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi ketika
ditanya tentang dukungan PLN terhadap Kompor Induksi.
"PLN
sangat merekomendasikan penggunaan kompor induksi di dapur rumah tangga karena
lebih aman, mudah, dan efisien," kata Agung Murdifi.
Agung pun
menyebutkan sejumlah keunggulan menggunakan kompor induksi, yang pertama adalah
lebih praktis sebab pengguna kompor listrik tidak perlu menukar tabung LPG ketika habis.
Agung
menjelaskan, kompor ini bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor,
lalu arus listrik bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui
gulungan kawat. Panas yang dihasilkan langsung dialirkan ke alat masak,
sehingga ketika bersentuhan dengan anggota tubuh tidak terasa panas dan relatif
aman dan sisi waktu memasak juga lebih cepat karena kompor induksi memungkinkan
penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas sehingga hemat waktu.
Keunggulan
kompor induksi berikutnya adalah lebih
aman, kompor tersebut tidak menimbulkan api dan asap sehingga risiko
menimbulkan kebakaran jauh lebih kecil, selain itu juga tidak ada potensi ledakan
akibat bahan bakar.
"Kompor
induksi yang tanpa api dan asap juga lebih sehat bagi penggunanya sebab tidak
menghasilkan emisi, selain itu juga ramah terhadap anak-anak karena lebih
aman," papar Agung.
Dari sisi
penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG.
Hasil uji coba menunjukkan, rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg
LPG subsidi dengan biaya Rp 79.400 per bulan setelah disubsidi pemerintah
sebesar Rp 125.400, sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk memasak
menggunakan LPG mencapai Rp 204.800 per bulan.
Sedangkan
biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan kompor induksi sebagai berikut,
harga listrik tanpa subsidi 1 kWh Rp 1.444,7 sedangkan kebutuhan listrik per
bulan sebesar 82 kWh, dengan begitu biaya yang dibutuhkan untuk masak per bulan
menggunakan kompor induksi tanpa subsidi sebesar Rp 118.465 sehingga terdapat
penghematan sekitar Rp 86.335 setiap bulan.
"Waktu
masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi
daripada gas," ujar Agung.
Tak hanya
pengguna yang mendapat manfaat, negara juga memperoleh penghematan subsidi dan
impor jika masyarakat beralih menggunakan kompor induksi. Dalam kajian PLN,
untuk konversi sejumlah 300 ribu pengguna per tahunnya, akan dapat memberikan
penghematan subsidi LPG sekitar Rp 450 miliar dan menekan biaya impor LPG
sebesar Rp 220 miliar.
"Jika
beralih menggunakan kompor induksi Indonesia juga akan mandiri energi sebab
tanpa harus bergantung ke impor. Sebab selama ini kompor LPG sebagian besar
penyediaan energinya masih impor," tambahnya.
PLN pun
telah melakukan sejumlah upaya untuk menumbuhkan minat masyarakat beralih ke
kompor induksi, yaitu memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp 150
ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi untuk pelanggan yang membeli kompor
induksi melalui partner yang memiliki kerja sama dengan PLN.
PLN juga
memiliki produk layanan Ekstra Daya, yaitu paket tambahan kapasitas daya bagi
rumah baru. Pelanggan cukup membayar biaya penyambungan daya 900 VA dan
mendapat kapasitas daya 2.200 VA jika sudah dilengkapi kompor Induksi lengkap
peralatan masak. Program ini dilakukan dengan menggandeng BUMN Karya serta
perusahaan properti.
"Produk-produk
layanan PLN untuk paket kompor induksi ini merupakan bagian dari rencana
program konversi energi berbasis impor menjadi domestik. Langkah ini akan
berkontribusi terhadap penguatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," imbuh
Agung.
Nikmati
Manfaat Kompor Induksi
Kompor
induksi pun telah digunakan segala sektor baik rumah tangga hingga komersial,
Kafe Kalukulolo, di Toli- Toli Sulawesi Tengah misalnya. Imran sang pemilik
kafe mengatakan, tempat usahanya telah meninggalkan kompor berbahan bakar LPG
dan beralih menggunakan kompor induksi untuk mendukung kebutuhan
operasionalnya.
Imran
mengisahkan, awalnya ia beralih menggunakan kompor induksi untuk disesuaikan
dengan desain konsep kafe kekinian. Namun setelah berjalannya waktu, Imran pun
juga merasakan keunggulan lainnya.
"Bentuk
kompor induksi itu kekinian, sesuai dengan konsep kafe kami. Ternyata juga
lebih bersih dibanding kompor gas," kata Imran.
Dia mengaku
lebih menghemat pengeluaran dalam biaya operasional energi ketika menggunakan
kompor induksi. Selain itu waktu memasak juga menjadi lebih cepat karena panas
yang dihasilkan pun optimal.
Menurut
Imran, setelah menggunakan kompor induksi tidak ada lagi kekhawatiran kehabisan
bahan bakar ketika sedang memasak, sebab PLN selalu menyediakan energi listrik
yang andal secara optimal.
Dia
melanjutkan, menggunakan kompor induksi pun jauh lebih aman sebab tidak ada
risiko kebocoran gas yang dapat menjadi pemicu kebakaran, sehingga lebih nyaman
dalam menjalankan kegiatan usaha.
"Kompor
induksi juga lebih simpel, karena kami sering ikut event di luar kafe enggak
perlu repot lagi mengangkat-angkat tabung gas," tuturnya. (tim liputan).
Editor :
Heri