Adi Supriadi : Kaum Milenial Wajib Paham Komunikasi Humanis Dan Beretika |
Sayangnya,
Problem besar dari Kaum Milenial adalah kemampuan berkomunikasi atau lebih
tepatnya Komunikasi Interpersonal, Mengurai Masalah ini, STEBI
Global Mulia Cikarang mencoba mengulasnya dalam Webinar Komunikasi
Interpersonal “ How to be good communication at Digital Era “ yang dilaksanakan
pada hari Rabu (27 April 2022).
Hadir sebagai
Narasumber Akademisi dan Trainer Motivator Adi Supriadi, S.Sos.I, MM. yang disiarkan
secara Live Zoom dan Youtube STEBI
Global Mulia. Melalui webinar ini, STEBI Global Mulia sebagai Kampus
Ekonomi Syariah pertama di Kawasan Industri Cikarang memandang perlu pendidikan
intensif untuk Generasi Millinial, Karena akan berpengaruh pada kesuksesan
mereka disaat memasuki dunia kerja bahkan berpengaruh disaat Kuliah
Hal tersebut
disampaikan Wakil Ketua 1 STEBI Global Mulia Cikarang Bidang Akademik, Anggi
Setya Prayoga, MM bahwa diharapkan Webinar ini bisa meningkatkan pemahaman
Generasi Milinial dalam komunikasi yang punya etika.
“Islam sudah
mengajarkan Kepada Ummatnya untuk berkata yang baik-baik, dilarang berkata
kotor dan keji, maka untuk melihat sisi praktisnya Kami mengadakan Webinar ini
“ Kata Dr. Deni Lesmana, MM, M.Pd.
Ditambahkan
Wakil Ketua 1 Bidang Akademik, Anggi Setya Prayoga, MM bahwa diharapkan Webinar
ini bisa meningkatkan pemahaman Generasi Milinial dalam komunikasi yang punya
etika.
Adi Supriadi,
Selaku pembicara dalam Webinar ini menyampaikan bahwa Komunikasi adalah
kebutuhan pokok manusia seperti kebutuhan pokok lainnya, dan yang penting untuk
dikuasai adalah Skill Komunikasi Interpersonal karena akan selalu terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
“Komunikasi
Interpersonal itu bisa terjadi di rumah, kantor, jalanan, Mall dll. Dan tidak
hanya bertatap muka langsung, bisa juga chating dan video call, intinya ketika
dua individu bertukar pandangan, perasaan dan sikap tentang sebuah masalah apapun
itu disebut Komunikasi antarpribadi “Papar Pria kelahiran Ketapang, Kalimantan
Barat ini.
Adi Supriadi
Melanjutkan bahwa Komunikasi itu harus mengandung unsur keterkaitan antara
Komunikan dan Komunikator, Empati, Empati, Kontrol diri, Kepercayaan dan Keintiman.
Disinilah perlunya pengorbanan seorang Komunikator untuk tidak mengutamakan
egonya tetapi justru memperhatikan kebutuhan, keinginan dan kesenangan orang
yang diajak berkomunikasi.
“Persoalannya
adalah Kaum Milenial Kita tidak menguasai Skill ini, dari hasil riset di
Amerika 65 persen Milenial tidak percaya diri dalam berinteraksi, dan 30 persen
Milenial justru membatalkan pertemuan hanya karena tidak mau berkomunikasi
langsung, Permasalahan yang muncul setengah dari mereka bermasalah dalam
pengembangan karir, Ini pun terjadi juga di Indonesia,“ ungkap Aktivis dan Penggiat
Media Sosial ini.
Faktor
terlalu sering menggunakan gadget, pengaruh media sosial adalah penyebab utama
rendahnya kemampuan komunikasi milenial, Sehingga Komunikasi tidak lagi humanis
tetapi digitalis, lawan komunikasi sudah dianggap seperti Smartphone padahal
Manusia, dampak buruknya Milenial seperti bersikap tidak sopan, tidak ada tata
krama dan cendrung tidak punya empati secara emosi ke lawan bicara.
“Solusinya,
harus banyak ruang bicara yang intim antara generasi yang lebih tua dengan kaum
Milenial, Melatih mereka untuk Speak up dan belajar Etika Komunikasi,
selain itu harus mampu berdamai dengan diri, kondisi diri dan bisa berdamai
dengan masa lalu untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka“ pungkas Adi
Supriadi. (tim liputan).
Editor : Heri