Habib Syech Ingatkan NU, Muhammadiyah Dan LDII Jangan Mudah Terpecah |
Silaturahim
tersebut dilaksanakan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah. Dalam pertemuan
tersebut Habib Syech mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa, terutama umat Islam.
“NU, Muhammadiyah, dan LDII harus bergandengan,
karena kita ini semua sama sebagai umat Nabi Muhammad. Jangan mudah terpecah
cuma gara-gara katanya-katanya. Karena ucapan yang didasarkan katanya-katanya
itu 90 persen biasanya salah,” tegas Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf saat
menerima silaturohim pengurus DPD LDII Kota Surakarta, Rabu 23 Februari 2022.
Lebih
lanjut Habib Syech merasa senang dan
menyambut baik kedatangan jajaran LDII. “Saya sangat senang dengan kedatangan
saudara-saudara LDII. Ini membuktikan apa yang dikatakan bahwa orang LDII
eksklusif itu salah. Saya akan sampaikan ke jamaah bahwa LDII adalah saudara,”
ujar Habib Syech yang merupakan Pengasuh Majelis Ahbabul Mustofa, Surakarta,
yang dikenal luas dengan dakwah sholawatnya.
Lebih lanjut
Habib Syech menegaskan harapannya agar umat jangan mengedepankan perbedaan,
tapi kedepankanlah persamaan. “Carilah persamaannya untuk menguatkan ukhuwah.
Jangan selalu mencari-cari perbedaan. Kita sesama muslim harus kuat dan bersatu
untuk keutuhan bangsa ini,” tegas Habib Syech yang juga menjabat sebagai A'wan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.
Dijumpai
setelah pertemuan tersebut pada Kamis (24/2), Ketua DPD LDII Kota Surakarta
Muhammad Zain mengatakan, LDII sangat terbuka dengan komunikasi sesama ormas
Islam bahkan dengan agama lain, untuk berkontribusi membangun Solo Raya, bahkan
secara nasional.
Ia
mengatakan, dari delapan program kerja “LDII untuk Bangsa”, kebangsaan berada
pada posisi teratas, “Kami lembaga dakwah, yang terus melakukan pembinaan
terhadap umat Islam, namun kebangsaan adalah prioritas,” paparnya.
Menurut
Zain, bila Indonesia kokoh dengan tiang kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, maka umat Islam dan agama lain bisa beribadah
dengan tenang, “Ibarat kapal, bila negara ini goyang terus karena badai
perselisihan suku, agama dan ras, saya kira rakyat yang di dalamnya juga sulit
untuk bekerja dan beribadah,” ujarnya.
Menurutnya,
semua umat beragama memiliki panduan dalam beribadah dan beramal saleh, namun
Pancasila merupakan panduan dalam hidup bermasyarakat. Ia mengimbau, agar
silaturahim terus berjalan untuk memperkuat tiang kebangsaan, “Silaturahim
dengan ormas Islam lain, juga untuk mencari solusi probelamtika umat,” imbuh
Zain.
Ia setuju
dengan pendapat Habib Syech, agar tak terus mencari perbedaan tapi memperkokoh
persamaan. Dengan prinsip tersebut, umat Islam bisa mengatasai masalah-masalah
besar seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, krisis kesehatan, bahkan bencana alam
yang terus muncul akibat pemanasan global.
Zain
berjanji akan mengagendakan road show silaturahim ke alim ulama, pimpinan
pondok dan pemuka agama di Solo. “Alhamdulillah kami telah bisa sowan dengan
Habib Syech, untuk merekatkan persaudaraan sesama umat Islam sekaligus meminta arahan
dan nasehat,” ujar Zain.
Zain
mengatakan akan melaksanakan masukan dan arahan Habib Syech. “Sesuai nasehat
Habib Syech, kami siap bergandengan tangan, bekerja sama dan bersatu mewujudkan
ukhuwah Islamiyah, kerukunan dan kekompakan khususnya di kota Solo dan umumnya
di seluruh Indonesia,” tambah Zain. Saat pertemuan dengan Habib Syech, ia
didampingi pengurus LDII kota Solo dan Gus Karim Pengasuh Ponpes Al Qur'any.
(tim liputan).
Editor : Aan