Tragedi Tol Jombang Tewaskan Vanessa Dan Suami, Jangan Hujat Drivernya

Editor: Redaksi author photo
Tragedi Tol Jombang Jawa Timur Renggut Nyawa Artis Vanessa Dan Suami
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Tragedi kecelakaan di Tol Jombang Jawa Timur yang menewaskan Vanessa dan Suami dan beredarnya kabar salah satu penyebabnya karena Drivernya overspeed,  tentu saja membuat hujatan Netizen  dan permintaan tentang proses hukum terhadap Drivernya tersebut.

Hal tersebut mendapat berbagai komentar masyarakat, salah satunya dari masyarakat di Surabaya Jawa Timur, Sahura, SH, MH, ia mengatakan berkaca dari banyak kasus kecelakaan yang menyebabkan adanya korban, hampir tidak ada Driver yang lolos dari ancaman penjara, kenapa? Karena yang dikenakan kepada Driver adalah “kelalaian”.

Konsep “kelalaian” di negeri plus enam dua (+62) ini terkait kasus lalu lintas maknanya abu-abu alias tidak jelas. Dalam praktik, kendaraan yang lebih besar selalu disalahkan bilamana terjadi kecelakaan.

“Mobil vs sepeda motor, mobil yang salah. Sepeda motor vs sepeda pancal, sepeda motor yang salah, Tidak peduli apakah dalam berlalu lintas siapa yang sebenarnya salah, pokoknya yang lebih besar selalu salah,” ungkap Sahura.

“Suatu ketika, teman saya naik sepeda motor ketabrak sepeda pancal, teman saya yang disalahkan, padahal sepeda pancal ini nyebrang di jalan raya yang seharusnya tidak boleh menyebrang, menyebrang dengan jarak yang oleh Valentino Rossi aja enggak bakal bisa menghindar, apakah itu ngerem atau belok,” ungkapnya lagi.

Kasus yang lain, ada seorang berkonsultasi, orang ini saat mengendarai mobil tiba-tiba didepannya ada orang naik sepeda motor kecelakaan akibat kesenggol dengan mobil lain, saat jatuh, si pesepeda motor itu jatuh ke mobil orang ini dan dia meninggal dunia.

“Dalam kejadian tersebut, saya meyakini sekalipun Lewis Hamilton yang mengendarai mobil tersebut, saya meyakini tidak akan bisa menghindar dalam bentuk apapun. Kemudian apa yang terjadi, pengendara mobil tetap tersangka karena dianggap lalai,” terangnya.

Kembali ke kasus Vanessa, beberapa hal di media menyoroti kecepatan berkendara sang Driver yang sempat diupload di medsosnya dan juga dugaan kecepatan tinggi pada saat terjadi kecelakaan, tentu juga faktor kelelahan berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian.

“Memang, bermain Handphone apa lagi bermain medsos saat berkendara haruslah tidak dilakukan dan juga pelanggaran hukum. Akan tetapi untuk kecepatan dan kelelahan saya pikir perlu memperhatikan beberapa hal,” jelas Sahura.

 

Pertama, kecepatan berkendara sudah diatur batas minimal dan maksimalnya, kalau enggak salah diatur dalam PP No. 79 Tahun 2013. Dalam kasus tsb, apakah sang Driver mengendara melebihi batas maksimal kecepatan? Perlu ditunggu keterangan selanjutnya.

“Cuma poinnya menurut saya, khususnya Netizen Plus Enam Dua (+62) jangan menghujat sang Driver karena kedapatan berkendara dengan kecepatan tinggi, karena belum tentu juga kecepatan tsb melampaui kecepatan maksimal yang telah ditentukan,” kata Sahura.

Kedua, posisi sang Driver ini sedang bekerja, sebagai pekerja dan pemberi kerjanya adalah Almarhumah Vanessa dan Suami (kalau benar berita yang beredar bahwa dia adalah Drivernya atau pekerjanya).

Sebagai pekerja dan saat itu bekerja dengan pengawasan langsung dari pemberi kerja, tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: lamanya pekerja bekerja itu ada ketentuannya, kalau enggak salah neh, pekerja itu bekerja per hari 7 jam, lebih dari itu harus dihitung lembur (soal kaitan perhitungan lembur dan upahnya saya pikir urusan mereka).

Soal jam kerja ini, berdasarkan perhitungan google, perjalanan Jakarta-Suarabaya lewat jalur tol sekitar 9 jam. Dengan posisi kecelakan di Tol Nganjuk, perkiraan perjalanan sudah sekitar 8 jam, artinya sang Driver sudah bekerja 8 jam, dan bisa lebih bilamana sang Driver mulai ada dilokasi pemberangkatan beberapa jam sebelumnya. Artinya, lama bekerja sang Driver sudah melebihi ketentuan.

Akan tetapi dalam kasus ini pointnya bukan hanya soal jam kerja itu, tapi harus dikaitkan juga bagaimana peran pemberi kerja dalam perjalanan itu.

Bagaiamana pemberi kerja (Vanessa dan Suami) mengingatkan pekerjanya selama diperjalanan, sudah berapa kali istirahat, mengingatkan soal kecepatan dan hal-hal lain yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan mengingat perjalanan jauh itu pasti melelahkan.

“Almarumah Vanessa dan Suami punya peran besar dalam perjalanan ini, tidak mungkin sang driver sebagai pekerja menantang bila diingatkan, dan sebagai pekerja, saya yakin tidak mudah juga untuk banyak mengeluh diperjalan soal lelah atau ngantuk,” ungkapnya.

Hal-hal diatas mestinya bisa jadi alasan-alasan untuk tidak menjatuhkan beban kesalahan sepenuhnya kepada sang Driver.

“Untuk para pengendara, hendaknya berhati-hati, kalau capek istirahat dulu, kalau ngantuk tidur dulu. Itu yang sering saya lakukan, meski perjalan Tuban-Madura (Sumenep) pernah ditempuh selama 12 jam, Saya ikut berduka atas kecelakaan yang dialami Vanessa sekeluarga,” pungkas Sahura. (ej).

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini