Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji, SH, M.Hum |
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Antusias masyarakat untuk ikuti Vaksinasi di Kalimantan Barat semakin meningkat, namun stok vaksin belum mencukupi, hal itu disampaikan Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, Ia menyebut bahwa vaksin Covid-19 yang didistribusikan Kementerian Kesehatan untuk Kalimantan Barat masih jauh dari kata cukup.
Meskipun
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat beberapa waktu lalu mendapat
distribusi vaksin dari Kemenkes sebanyak 11.720, namun vaksin tersebut akan
dibagi antara Dinas Kesehatan dengan TNI-Polri.
“Untuk stok vaksin
tetap masih belum cukup, tapi mudah-mudahan terus berdatangan,” kata Gubernur.
Keterlambatan
distribusi vaksin dari pusat ke Kalbar menurut Midji cukup mengganggu
pelaksanaan vaksinasi di Kalbar untuk mengejar target cakupan vaksinasi.
“Vaksinnya
terlambat datang dari Jakarta. Sehingga jadwalnya harus disesuaikan lagi,” kata
Midji.
Imbasnya, lanjut
Midji, beberapa daerah harus menunda sementara pelaksanaan vaksinasi seperti
misalnya Kota Pontianak.
“Sekarang ini
seluruh Kalbar untuk vaksin (dosis) kedua saya rasa masih bisa berjalan terus
kecuali Pontianak. Karena stok Sinovac untuk vaksinasi (dosis) kedua terbatas.
Sehingga jadwalnya agak molor dua sampai tiga hari ini. Tapi tidak apa-apa,”
kata Midji.
Midji pun meminta
masyarakat tidak khawatir untuk penyuntikan vaksinasi dosis kedua. Dia
meyakinkan masyarakat bahwa distribusi vaksin dari pusat dalam waktu dekat ini
akan kembali datang. Lagi pula, kata Midji, rentang waktu antara vaksinasi
dosis pertama dan dosis kedua cukup jauh yakni 28 hari bahkan lebih.
Midji pun telah
mengarahkan Kepala Dinas Kesehatan agar seseorang yang mengikuti vaksinasi
harus divaksin di tempat yang sama baik untuk dosis pertama maupun kedua. Hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan petugas dan peserta vaksinasi.
“Kalau misalnya
seseorang vaksin pertama di Ayani Mega Mall, vaksin kedua juga harus di Ayani
Mega Mall. Jadi tidak repot,” katanya.
Sementara untuk
pelaksanaannya sendiri, kata dia, akan tetap menyesuaikan stok vaksin yang ada,
dengan jenis apapun.
“Mungkin vaksin
dosis pertama hanya ada AstraZeneca. Nah untuk vaksin dosis pertamanya akan
kita gunakan itu. Vaksin dosis kedua kalau ada Sinovac, kita gunakan Sinovac.
Tapi kalau misalkan ada datang Pfizer, idealnya itu harus jadi vaksin dosis
pertama. Vaksin dosis keduanya juga Pfizer harusnya,” tutupnya.
Di tempat yang
sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson turut
menyampaikan hal serupa.
Di mana pada
tanggal 30 Juli 2021, Kalbar mendapatkan suplai vaksin dari pusat sebanyak
3.380 vial vaksin Sinovac, dan 31 Juli 2021 mendapat sebanyak 8.340 vial vaksin
Sinovac.
“Sehingga pada
periode ini, kita mendapat sebanyak 11.720 vaksin. Sebenarnya ini masih kurang
untuk vaksinasi dosis kedua. Tetapi Insya Allah suplai vaksin dari pusat akan
terus berdatangan,” kata dia.
Untuk itu dia
meminta agar masyarakat yang akan menjalani vaksinasi dosis kedua untuk
bersabar. Menurutnya, tanggal yang ditetapkan untuk pelaksanaan vaksinasi dosis
kedua kepada setiap peserta vaksinasi sejatinya merupakan rentang waktu
minimal.
“Kalau ditentukan
misalnya tanggal 1 sudah harus vaksin, itu sebenarnya tanggal minimal. Yang
tidak boleh itu sebelum tanggal tersebut tapi divaksin dosis kedua. Tapi kalau
setelah tanggal 1 misalkan, ada toleransi 7-10 hari. Nah, kemarin karena kita
terhambat suplai vaksin dari Jakarta, maka pelaksanaan vaksinasi kedua memang
agak terlambat, tapi akan segera kita kejar untuk vaksinasi dosis kedua,”
tandasnya. (tim liputan).
Editor
: Aan