Syafaruddin Daeng Usman |
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Embrio awal kawasan Pasar Pontianak memiliki riwayat panjang. Area perdagangan mulanya ditempatkan di sepanjang aliran Sungai Kapuas Kecil.
Awal abad XX aktivitas perdagangan Pontianak
marak dengan kegiatan ekspor impor.
Fasilitas utama dalam kawasan ini adalah
pelabuhan dengan sarana pendukung seperti bangunan dan dermaga.
Kompleks pelabuhan terletak di Fabriek Weg
(Jalan Pabrik, sekarang Jalan Pak Kasih), terdapat kantor kepala pelabuhan,
kantor imigrasi, kantor bea cukai, kantor notaris, kantor maskapai pelayaran
KPM dan gudang perusahaan ekspor impor NV Borneo Sumatera Handel Maatschapiij
(Borsumij).
Sebelah timur kompleks pelabuhan, di muka
kompleks pemerintahan dan militer, terdapat gudang dan kantor Firma Geo Wehrij
sejak 1925 dan NV Borsumij sejak 1917 serta Volkscrediet Bank yang berdiri
sejak 1917.
Kedua perusahaan itu berdampingan dengan
kompleks pasar yang diresmikan sebagai lembaga pasar dan dikelola pemerintah
sejak 1919 yaitu lembaga Pasar Fonds.
Kompleks pasar saat itu merupakan pasar
sentral dan pasar permanen satu-satunya di Pontianak menjadi pusat distribusi
dari berbagai komoditas.
Pemerintah kolonial membaginya ke dalam
beberapa area sesuai komoditas.
Pasar kain di bagian barat, ke timur di sisi
Sungai Kapuas terdapat pasar ikan dan daging lalu pasar sayur. Selanjutnya
deretan ruko juga terdapat rumah direktur pabrik batu bata.
Timur kawasan pasar terdapat Komedie Weg
(Jalan Hiburan, di jalan jalan ini yersedia fasilitas hiburan, kini Jalan
Mahakam) terdapat dua bioskop yaitu Orient Bioscoop dan Capitol Bioscoop.
Di seberang dua bioskop ini masih di
Voorstraat di muka pasar terdapat dua bioskop lain, Ng A Tje Bioscoop dan
Borneo Bioscoop.
Selain bioskop terdapat pula Societet La
Belle merupakan gedung perkumpulan semacam klub hiburan orang Eropa dan elit
pribumi di Jalan Societet di sisi barat kompleks pasar.
Kompleks pasar juga dilengkapi terminal di
belakang pasar kain dan muka pasar di Voorstraat.
Angkutan mobil umum (oplet) mulai aktif
dioperasikan sejak 1920-an. Oplet ini berderet di Voorstraat sepanjang muka
Pasar Pontianak menunggu penumpangnya.
Bentuk dasar pasar berupa deretan toko dengan
sistem pintu. Bangunan pasar dibangun kembali menggunakan batu, masyarakat
menyebutnya rumah batu, beratap sirap.
Renovasi bangunan ruko merubah struktur
bangunan ruko dengan membuat bak air di lantai dasar sebagai ganti tong air.
Perubahan fisik pasar terutama dikarenakan
larangan Pasar Fonds menggunakan kayu sebagai bahan utama bangunan dan atap
rumbia, untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Kelenteng adalah bagian dari Pasar Pontianak
yang direnovasi menggunakan material batu pada 1912.
Renovasi bangunan pasar dilakukan secara
besar-besaran pada 1927 dan 1930, dilakukan pada lebih 100 toko dan pembangunan
satu blok baru di area Pasar Tengah pada 1927-1928.
Renovasi Pasar Oeloe tidak kurang dari 250
ruko pada 1930.
Pembangunan kembali ruko-ruko pasar
diselenggarakan oleh Pasar Fonds bersama Platselijk Fonds dilaksanakan
Roestenbarg seorang pemborong (aaunemer) Belanda.
Selain bangunan permanen, bentuk fisik Pasar
Pontianak mencakup parit dan bangunan nonpermanen.
Parit di Pasar Pontianak terdiri tiga parit,
masing-masing Parit Pekong, Kanal Pintu Air dan Parit Besar.
Parit Besar berada di area inti (core area)
Pasar Pontianak di antara area Pasar Tengah dan Pasar Oeloe. Kanal pintu air
memisahkan antara area Pasar Tengah dengan Pasar Ilir.
Parit Pekong merupakan batas barat Pasar
Pontianak, di mana Kanal Pintu Air dan Parit Pekong mengapit Pasar Ilir.
Bangunan nonpermanen di Pasar Pontianak
didirikan antara deretan ruko. Bangunan non permanen berupa warung tenda
diadakan sepanjang malam dengan atal kain kepar atau drill, harus sudah
dibongkar setelah lewat tengah malam.
Ini dikenal dengan sebutan pasar malam
Pontianak.
*Dari berbagai referensi
Editor : Ej