![]() |
Sekretaris Pengda JMSI Jakarta, Khalid Zabidi |
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Proses vaksinasi terus berjalan, Presiden Jokowi telah mencanangkan target 181 juta warga Indonesia akan diberi vaksinasi sepanjang tahun 2021, perkembangan terkini vaksinasi telah mencapai angka 10,4 juta jiwa, memang masih jauh dari target namun perkembangan vaksinasi di dunia, posisi Indonesia telah menempati negara ke 10 terbanyak yang telah memvaksinasi warga negaranya.
Vaksinasi menjadi game changer di pandemi
SARCov2 atau Covid19 yang telah menerjang dunia selama setahun belakangan,
menurut worldmeter hingga kini telah memakan 2.827.426 juta jiwa dengan
129.454.440 kasus disertai kasus aktif 22.226.200 serta tingkat kesembuhan
sebanyak 104.400.794.
Vaksinasi diharapkan bisa memutus penyebaran
virus Covid19 dengan menciptakan ketahanan imun tubuh manusia secara kelompok
atau dikenal dengan istilah herd immunity sehingga secara alamiah virus akan
melemah dan berhenti menyebar. Indonesia kini menempati posisi 20 di dunia
dengan catatan kasus 1.511.712, korban jiwa yang tewas sebanyak 40.858 disertai
tingkat kesembuhan sebesar 1.348.330 jiwa.
Berbagai langkah pencegahan penyebaran virus
Covid19 melalui aneka macam protokol dan pembatasan telah dilakukan oleh
berbagai pihak. Hasilnya, masih naik turun mengikuti dinamika pergerakan
masyarakat, baik secara psikologis maupun fisik. Kepercayaan diri masyarakat
bahwa pandemi lambat laun telah berkurang maupun keinginan masyarakat melakukan
pergerakan khususnya dalam upaya menggerakkan roda perekonomian membuat
masyarakat melakukan mobilisasi yang cukup masif.
Angka kasus aktif meningkat tercatat pada
hari-hari libur, selain karena kerinduan masyarakat untuk berekreasi juga
dikarenakan meningkatnya jumlah test pada saat bersamaan.
Tarik ulur atau ketat dan longgar menjadi
pilihan kebijakan dari berbagai kalangan untuk mensiasati penyebaran virus
Covid19 sekaligus menjaga ritme pergerakan masyarakat. Bukan hal yang mudah
untuk di lakukan, namun sejauh yang telah terjadi nampaknya pola tersebut cukup
berdampak.
V Shape
Istilah V Shape ini sering digunakan oleh
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto. Istilah V Shape
ini menggambarkan sebuah pola pemulihan dan pertumbuhan ekonomi mirip dengan
huruf V. Satu sisi garis turun curam dan sisi garis satu lainnya naik tajam membentuk huruf V.
Berbeda dengan misalnya U Shape, sisi garis menurun tajam melandai di bawah
baru naik keatas kembali.
V Shape ini menandakan bahwa krisis
berlangsung cepat dan dalam namun pemulihan dan pertumbuhan juga cepat terjadi.
Contoh dari pola U Shape dan V Shape dalam
krisis ekonomi pada masa lalu adalah, saat krisis ekonomi 1998 pola
pemulihannya U Shape mengalami pemulihan ekonomi yang cukup lama dan krisis
ekonomi 2008 pola pemulihannya V Shape mengakhiri krisis dengan cepat.
Tanda-tanda pemulihan V Shape ini terlihat
dari meningkatnya IHSG, penguatan rupiah, surplus neraca perdagangan tertinggi
sejak 2011, realisasi investasi dan meningkatnya permintaan kredit usaha.
Secara umum perekonomian masih di zona
negatif namun pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II dan Kuartal IV
mengalami penguatan. Meskipun mengalami kontraksi ekonomi yang dalam pada tahun
2020 lalu dari -5,32 % menuju -2,07 % dan terus menunjukkan pemulihan mengikuti
alur pertumbuhan sesuai proyeksi APBN 2021 menuju angka pertumbuhan mencapai 4
% hingga 5%.
Duo V = Victory
Vaksinasi dan V Shape akan menentukan
keberhasilan proses pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 ini.
Semakin hari semakin banyak warga yang di
vaksin sehingga harapan terbentuknya kekebalan kelompok di masyarakat cepat
terjadi sehingga bisa memutus penyebaran virus Covid19 dan menghentikan
pandemi.
Seiring dengan proses Vaksinasi yang semakin
masif upaya pemulihan ekonomi juga berjalan
melalui 5 kebijakan pemerintah : program perlindungan sosial, pemulihan
kesehatan, dukungan terhadap sektor UMKM, program strategis nasional dan
insentif bagi dunia usaha. Dengan demikian sektor konsumsi akan menjadi faktor
pengungkit utama untuk menjaga daya beli masyarakat disangga dengan program
perlindungan sosial.
Mengutip pernyataan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto bahwa pemerintah akan terus
menumbuhkan rasa aman, mengakselerasi belanja pemerintah, refocusing anggaran
dengan merelokasi dana Kementerian dan Lembaga masuk ke sektor-sektor produktif
yang mempunyai daya ungkit perekonomian, meningkatkan investasi, memberikan tax
holiday dan tax allowance, mempercepat Program Strategis Nasional (PSN) dan
menggenjot ekspor.
Pada saat bersamaan, berupaya mengurangi
angka pengangguran atau mengurangi jumlah individu yang tidak bekerja akibat
pandemi, penyerapan tenaga kerja sehingga meningkatkan daya beli para pekerja.
Perlindungan sosial yang akan dilaksanakan
sekarang berbeda dengan pola perlindungan sosial tahun lalu yang berupa subsidi
gaji (bantuan subsidi upah) tahun ini anggaran dana akan diarahkan kepada
sektor-sektor produktif.
Victory
Duo V diatas diharapkan akan mempercepat
pemulihan ekonomi bangsa Indonesia, baik dari pemulihan kesehatan pandemi
Covid19 sekaligus pada saat bersamaan pemulihan ekonomi Indonesia.
Sikap positif, kreatif dan optimis disertai
kerja keras dan cerdas masyarakat Indonesia ditambah dengan jiwa kebersamaan
dan gotong royong semoga rakyat Indonesia bukan saja lolos dari kemelut krisis
Covid19 dan ekonomi namun juga menjadi momentum bangsa Indonesia lulus ujian
menjadi bangsa pemenang, Victory!*[ Penulis : Sekretaris Jaringan Media Siber
Indonesia (JMSI) Jakarta].
Editor : Aan