KALBARNEWS.CO.ID (KUBU RAYA) - Warga Desa Pal 9 Kecamatan Sungai Kakap resah dengan keberadaan Pabrik Pengolahan Semen disekitar lingkungan mereka, hal ini disampaikan beberapa warga yang merasa penolakan mereka sejak Tahun 2018 terhadap keberadaan Pabrik yang dikelola PT Mega Jaya Beton hingga kini masih kokoh berdiri.
Menurut
Salah Satu Warga Desa Pal 9, Herman mengatakan dulu awalnya informasinya akan dibangun SPBU
yang memang belum ada diwilayah mereka tentu membuat senang warga Desa Pal 9,
namun kenyataanya di bangun sebuah Pabrik Pengolahan semen dan itu tidak ada
pemberitahuan sebelumnya kepada warga.
“Awalnya
kami tidak tahu kalau untuk Pabrik Semen karena info awal yang kami tahu untuk
SPBU, setelah berdiri Pabrik pengolahan semen kami terdampak debu, suara bising
karena memang posisi pabrik dekat pemukiman kami,” ujar Herman.
Menurut Herman
hasil pertemuan dan mediasi tersebut adalah menghentikan operasional Pabrik
Semen milik PT Mega Jaya Beton tersebut dan permintaan warga agar bangunan itu
dibongakr supaya tidak menimbulkan permasalah di lingkungan Desa Pal 9 Kec
Sungai Kakap.
Warga Desa
Pal 9 mendapat informasi yang berkembang dilapangan diduga akan beroperasi
kembali usai ditutup paksa beberapa waktu lalu, khawatir menimbulkan polusi
debu yang merugikan warga sekitar pabrik tersebut, warga pun memasang plang
berisi penolakan pengoperasian kembali pabrik tersebut di lengkapi dengan tanda
tangan warga setempat, Sabtu pagi (10/12/2020).
Kepada sejumlah
awak media Herman satu diantara warga sekitar mengatakan jika warga sangat
meninginkan nya pabrik ini berhenti total, terlebih sebelum berdirinya pabrik
tidak ada itikad baik dari pihak perusahan untuk sosialisasi kepada warga
sekitar, namun saat warga protes akibat polusi yang di timbulkan barulah pihak
perusahaan mengajak warga untuk sosialisasi.
"Warga juga telah mengadu ke bupati dan DPRD, bahkan ada surat dari dinas PUPR yang mengeluarkan perintah pembongkaran pabrik tersebut, karna dikhawatirkan pabrik tersebut akan di operasikan kembali di kemudian hari, " jelas herman.
Sementara
itu Nurhayati warga lainya menyebut jika sewaktu pabrik semen beroperasi,
perabotan rumahnya kerap kotor namun dirinya tidak mempermaslahkan karna bisa
di bersihkan, namun yang ia khawatirkan yakni pencemaran udara yang di hirup warga
sekitar dapat berdampak buruk untuk kesehatan kedepannya.
"Saya
memohon kepada pemerintah agar dapat memperhatikan keluhan warga
setempat," tuturnya.
Tidak
main-main atas penolakan tersebut warga pun sudah mendirikan plang yang berisi
tentang penolakan operasional pabrik megamix di lingkungan mereka.
“Kami minta
Pabrik ini dibongkar sehingga tidak meresahkan warga dan kami antar warga tidak
merasa di adu karena kami ini warga disini adalah saudara semua, keberadaan
pabrik kami harap bermanfaat tapi jika tidak bermanfaat bahkan berpotensi
merugikan warga lebih baik jangan ada Pabrik,” pungkas Nurhayati. (bian).
Editor : Heri K