KALBARNEWS.CO.ID
(PONTIANAK) - Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan
Barat Lasarus menyalurkan ratusan ton bantuan bahan pokok penting (bapokting)
kepada masyarakat terdampak pandemi korona. Dari puluhan elemen masyarakat yang
menerima bantuan tersebut, satu di antaranya ialah keluarga pejuang kemerdekaan
yang terhimpun dalam Forum Keluarga Besar Eksponen (FKBE) 45.
Bantuan dari
Ketua DPD PDI Perjuangan Kalbar itu diserahkan melalui Bendahara DPD Sujiwo.
Bapokting yang diserahkan di Kantor DPD PDI Perjuangan Kalbar tersebut diterima
langsung oleh Koordinator FKBE 45 Syafaruddin Usman. Selain bapokting,
diserahkan pula bantuan berupa kain sarung kepada FKBE 45.
"Kami
dari Forum Keluarga Besar Eksponen 45 ini mengucapkan terima kasih yang dalam,
dan hormat yang setinggi-tingginya kepada Pak Lasarus bersama dengan Pak Sujiwo
yang memberikan apresiasi kepada Keluarga Besar Eksponen 45," ujar
Syafaruddin saat diwawancarai awak media di Kantor DPD PDI Perjuangan Kalbar,
Jalan Arteri Supadio Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Rabu (20/5/2020).
Syafaruddin
mengaku bersyukur atas bantuan dari partai berlambang moncong putih tersebut.
Rasa syukur itu lantaran sejak korona mulai mewabah, belum ada satupun partai
politik, kecuali PDI Perjuangan, yang menyasar keluarga pejuang kemerdekaan
untuk disalurkan bantuan. Bahkan kata dia, bukan cuma partai politik,
organisasi dan lembaga lain pun belum ada yang menunjukkan perhatian kepada
FKBE 45 di tengah pandemi korona ini.
"Jujur
saja, selama ini belum ada yang menyentuh. Kami baru disentuh pada saat 17
Agustus, 10 November. Itupun hanya dibanggakan, dijemur, diminta berdiri. Tapi,
mereka bangga dengan itu. Di musim pandemi Covid-19 ini, yang terjadi ya cuma
say hello saja kepada KBE," imbuhnya.
Pada
kesempatan yang sama, tenaga pengajar Universitas Tanjungpura ini pun
menyampaikan ajakan kepada semua pihak agar lebih peduli terhadap keluarga
pejuang kemerdekaan. Sebab menurutnya, dari 376 keluarga pejuang kemerdekaan
yang Ia himpun di KBE 45, masih banyak di antaranya yang hidup serba kekurangan
sehingga sangat memerlukan uluran tangan dari berbagai pihak.
Apapun
bentuk bantuan itu merupakan suatu bentuk apresiasi kepada generasi pelaku
sejarah karena nyaris para pejuang, tokoh, para eksponen yang dulunya
dielu-elukan, yang dibangga-banggakan, sebagai orang yang merintis dan mengantarkan
kemerdekaan, tapi dalam kehidupan sehari-harinya itu terbilang masyarakat yang
terpinggirkan. Masih serba kekurangan. Bayangkan, ada di antara keluarga
pejuang, perintis kemerdekaan, namanya diabadikan sebagai nama jalan, dibunuhi
Jepang di Mandor pejuang ini. Tapi, anak, istri, cucunya hidup menumpang. Kerja
nyuci, nyetrika di tempat orang," pungkasnya. (tim liputan)
Editor : Aan