Kubu
Raya (Kalbarnews.co.id) – Pemerintah
Kabupaten Kubu Raya terus berkomitmen membangun desa. Upaya memperkuat desa
didasari indikator Indeks Desa Membangun dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals-SDGs).
“Bagaimanapun
desa jelas menjadi komitmen kita. Karena kabupaten itu semuanya Desa,” tegas
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat membuka kegiatan Forum Lintas Satuan
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kubu Raya di Aula Kantor Bupati Kubu Raya.
Forum
Lintas SKPD merupakan forum sinkronisasi antara hasil Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) yang telah
dilaksanakan oleh kecamatan dengan program prioritas yang dilaksanakan oleh
perangkat daerah di tingkat kabupaten.
Muda
menerangkan, pergerakan ekonomi di desa menjadi agregat pertumbuhan ekonomi di
kabupaten. Termasuk juga indeks pembangunan manusia dan sebagainya. Karena itu,
ia menyebut pembangunan dan pergerakan dari bawah yakni desa-desa merupakan
keniscayaan.
“Bagi
Kubu Raya jangan ditanya soal komitmen ini. Otonomi desa kita cantumkan di
dalam misi kita. Kita sebut otonomi desa. Itu konteks penegasan yang tidak
main-main. Kalau sudah sebut otonomi desa, itu berarti kita sudah memandang
desa bukan sekadar sub-ordinat atau objek. Tapi jelas dia pelaku, subjek, bagi
penguatan daerah. Karena itu, kita menghargai desa dan membuat langkah-langkah
yang mendarat langsung ke desa-desa,” tegasnya memaparkan.
Muda
menilai pemetaan dan pengklasifikasian status desa sebagai hal penting namun
bukan yang terpenting. Sebab yang utama menurutnya adalah substansi nyata
performa desa di lapangan. Ia menilai upaya mengejar status desa sebagai hal
yang baik tapi tidak boleh sekadar formalitas.
“Mengejar
status desa oke. Tapi yang terpenting substansinya. Yaitu bagaimana kita
membuat secara substansi tadi kemandirian pangan yang paling utama. Biarpun
statusnya desa berkembang, tapi mandiri pangan maka sebenarnya desa itu jauh
lebih aman dan memberikan kebaikan,” jelasnya.
Lebih
jauh ia mengajak semua pihak untuk meluruskan perspektif tentang desa. Dirinya
menegaskan, desa adalah masa depan. Alih-alih masa lalu. Karena itu jangan
sampai desa ditinggalkan. Sebab di desalah terdapat sumber pangan, sumber air,
peradaban, dan kearifan lokal.
“Kota
itu penikmat saja. Kota kalah derajat dengan Desa. Kenapa? Karena orang desa
itu produsen dan orang kota konsumen. Termasuk inflasi, yang menentukan ada di
desa. Kota hanya tinggal menghitungnya,” terangnya.
Terkait
hal itu, Muda mengajak untuk mencegah urbanisasi. Yakni pergeseran orang dari
desa ke perkotaan. Dirinya berharap seiring waktu semakin banyak yang sadar
untuk kembali ke desa. Termasuk anak-anak muda yang ia minta tidak silau dengan
glamornya perkotaan.
“Semoga
anak-anak muda tidak terbius hanya di perkotaan. Mudah-mudahan kaum muda kita
banyak yang kreatif dan memperkuat sumber daya potensi lokal dengan potensi
ekonomi kreatifnya. Inilah yang kita giring,” ujarnya. (tim liputan).
Editor
: Aan