Jakarta
(Kalbarnews.co.id) – Wakil Menteri Desa PDTT, Budi Arie Setiadi, secara resmi
menutup kegiatan Pelatihan Master Trainer Peningkatan Kapasitas Pendamping
Lokal Desa (PLD) dalam rangka penguatan kapasitas PLD bertempat di Hotel Aston
Jakarta. Pelatihan ini untuk mendukung pelaksanaan Program Inovasi Desa (PID)
tahun 2019, Kamis (31/10/2019).
Acara
penutupan dihadiri oleh Dirjen PPMD Taufik Madjid, Sekretaris Ditjen PPMD
Rosyidah Rachmawaty, Direktur Pendayagunaan SDA & TTG Leroy Samy Uguy,
serta Direktur Pembangunan Usaha Ekonomi Desa F.X. Nugroho Setijo Nagoro. Juga
hadir Perwakilan Tim Program Inovasi Desa – Bank Dunia, serta 28 orang
fasilitator dan 250 orang peserta yang terdiri dari 195 peserta daerah, 12
Pertides, 43 peserta pusat.
Dalam
sambutannya, Wakil Menteri Kementerian Desa PDTT, Budi Arie Setiadi mengatakan,
kegiatan pelatihan Master Trainer diharapkan dapat memberi motivasi kepada
tenaga ahli di desa. Sehingga terciptanya SDM unggul yang merata yang bekerja
untuk kemajuan desa.
"Indonesia
maju menjadi narasi besar pemerintahan Joko Widodo dan Maruf Amin 2019-2024.
Kemajuan hanya bisa dilakukan oleh komponen bangsa, tanpa terkecuali. Menurut
data BPS, pada tahun 2020 perbandingan penduduk desa dan kota menjadi 56% di
desa dan sisanya 44% berada di kota. Penduduk desa menjadi sumber paling utama
dalam kemiskinan. Jika desa maju, maka Indonesia akan maju. Untuk itulah, mari
kita majukan desa," ujar Budi Arie memberi suntikan semangat bagi peserta
pelatihan.
Dalam
hidup diperlukan harapan. Inovasi tanpa harapan akan menjadi hampa. Olehnya
itu, Wamen Kemendesa mengajak seluruh pendamping desa untuk tidak takut
berinovasi menancapkan harapan di desa. Apalagi desa-desa di wilayah Indonesia
Timur yang sekitar 80% masih tertinggal.
“Kemiskinan
dan kebodohan, merupakan dua hal yang saling berkaitan. Seperti kakak beradik.
Persoalan di balik kemiskinan akibat SDM yang rendah,”ujarnya.
Berdasarkan
data World Bank, tenaga kerja produktif di Indonesia yaitu 51% menderita
stunting, sehingga kapasitasnya tidak bisa ditingkatkan. Dan problem stunting
ini dapat dicegah dengan memastikan kesehatan janin ibu hamil hingga anak usia
2 tahun.
"Dengan
SDM yang unggul dapat melahirkan inovasi-inovasi baru untuk menciptakan
perputaran roda ekonomi bangsa. Jangan takut berinovasi. Indonesia merdeka
butuh sebuah keberanian. Problem Indonesia lemah pada eksekusi, dan Jokowi
telah menjadi solusi terhadap kelemahan itu," komitmen mantan aktivis yang
juga alumni Universitas Indonesia ini.
Desa-desa
diharapkan tidak membuat aturan yang mengikat untuk mendorong investasi ke
daerah. Sehingga 74 ribu desa di Indonesia mampu memanfaatkan dana desa
sebaik-baiknya dengan berinovasi.
Saat
mengikuti rapat terbatas bersama Presiden pada Kamis siang (31/10), Presiden
Joko Widodo menekankan lima poin besar terkait dana desa. Yakni, pertama;
reformasi pembagian dana desa, kedua; menyusun buku pedoman menu kegiatan dana
desa, ketiga; penyederhanaan laporan dana desa melalui interkoneksi, keempat;
merancang sistem pengawasan dana desa berbasis masyarakat, dan kelima;
perbaikan sistem pemerintahan desa.
Dirjen
PPMD, Taufik Madjid, saat menyampaikan laporan kegiatan, menginfomasikan bahwa
Pelatihan Master Trainer ini dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga-tenaga pelatih
pada kegiatan Training of Trainers (ToT) yang akan dilaksanakan di 33 Provinsi,
yang akan diikuti oleh 2.007 orang peserta. Pelatihannya awal November.
Selanjutnya,
pasca ToT akan ditindaklanjuti dengan Pelatihan Peningkatan Kapasitas
Pendamping Lokal Desa (PLD) yang juga di 33 Provinsi. Peserta pelatihan PLD
sebanyak 19.551 orang.
"Dalam
program pendampingan desa ini, Kemendesa mengembangkan Program Inovasi Desa
(PID) di 33 provinsi. Salah satu kegiatannya yakni Bursa Inovasi Desa atau BID
yang berfokus pada bidang kewirausahaan, SDM, dan infrastuktur", ujar
Dirjen PPMD di hadapan Wakil Menteri Desa.(tim liputan)
Editor
: Heri K